Created By: Muwafiqoh Fitri (XII MIA-1)
Pada suatu hari ada anak laki-laki yang sedang
duduk di pinggir sungai, dia menatap sungai itu dengan mata yang sayu. Dia
selalu merenung di pinggir sungai itu ketika masalah menghampirinya.
“Hai!”
ucap seseorang perempuan yang tiba-tiba ada di belakangnya. Laki-laki
itu pun menoleh ke belakang.
“kamu lagi
ngapain?” tanya perempuan itu.
“lagi
duduk aja, memangnya kamu siapa?” tanya laki-laki itu, sementara perempuan itu hanya tersenyum dan
mengulurkan tangannya.
“aku
Kirana! Kalau kamu siapa?” jawab kirana, laki-laki itu pun menjabat tangan kirana
dan tersenyum.
“aku
Humam,” jawab humam.
Sejak
berkenalan mereka pun menjadi teman baik, hanya saja kirana berasal dari
orang-orang yang termasuk kaya, sementara humam dari kalangan orang-orang
bawah. Tapi semua itu tidak mennghalangi mereka untuk berteman, kirana tidak
suka memilih-milih teman kaya maupun miskin, dia berteman dengan siapa saja,
dan humam adalah orang yang hati nya baik dan selalu berhati tegar. tapi sayang
kirana bukan dari orang yang beragama islam, melainkan kristen. Tapi humam
menerima itu, humam memiliki satu adik laki-laki yang berumur delapan tahun.
Orang tua humam adalah orang yang kurang mampu sehingga tidak mampu membiayai
sekolah humam dan adiknya. Tapi untungnya humam adalah orang yang cukup pintar
hingga dia mendapatkan prestasi di sekolah dan selalu mendapatkan beasiswa. Dan
sebentar lagi dia akan lulus dari SD menuju SMP.
Suatu pagi, humam sedang duduk di
amben depan rumah biliknya sambil belajar, tak lama kemudian kirana pun datang
menyusul humam untuk bermain.
“Humam!”
kirana yang memanggil humam.
Lalu kirana melambaikan tangannya,
dan humam pun membalasnya. “ada apa
kirana?” tanya humam.
“aku hanya ingin mengajakmu
bermain.” Jawab kirana.
Humam pun mengangguk, lalu menaruh
buku nya ke dalam rumah. Ketika humam dan kirana ingin pergi bermain, adik
humam keluar rumah memanggil humam karna ingin ikut bermain, humam pun
mengajaknya. Lalu humam, kirana, dan adik humam yaitu arka pergi bermain ke
taman bermain. Sesampainya di taman bermain, ternyata arka ingin membeli ice
cream, dan humam hanya membawa uang 5 ribu rupiah. Kirana menawarkan
membelikannya tapi humam menolaknya, lalu humam pun membelikan arka ice cream
seharga 4 ribu. Setelah membelikan arka ice cream, mereka bertiga melihat
pengemis tua di pinggir jalan taman, humam pun menghampirinya dan memberinya uang.
“makasih tuan!” ucap
pengemis itu berterima kasih.
Sementara kirana yang melihat itu
pun bertanya “kenapa kamu memberikan sisa uangmu kepada pengemis itu? Mereka
tidak bekerja, Cuma hanya bisa meminta-minta.” Tanya kirana.
“aku tau, tapi apa salahnya kalau
kita masih bisa membantu, kenapa tidak kita bantu?, lagian itung-itung sedekah
dan kita juga akan mendapatkan pahala untuk bekal di akhirat nanti.” Jawab humam
“tapi mereka cuma duduk! Terus kamu
gimana? Gk mau jajan?” tanya lgi kirana. sementara
humam hanya menggeleng.
“oh iya, memangnya akhirat itu di
mana?” Tanya lagi kaila yang masih penasaran.
“entahlah, aku belum begitu
mengerti, yang aku tau akhirat itu adalah dunia yang akan kita tempati setelah
kita meninggal. Aku ingin lebih mempelajari tentang agama islam ketika lulus sd
nanti. Dan aku kan pergi ke pondok pesantren.” Jawab humam.
Setelah dari taman bermain, mereka
bertiga pulang kerumah humam. Arka pun langsung berlari masuk ke rumah.
Sementara kirana dan humam masih berdiri di depan rumah, dan mereka hanya diam
membisu.
Kirana pun mulai berbicara “humam,
kalau kamu nanti di pesantren, aku harap kamugak bakal lupain aku dan
persahabatan kita.” Ucap kirana dengan
senyum yang manis. Setelah berkata seperti itu kirana pun langsung berlari
meninggalkan humam.
Selepas dari itu kirana tidak
pernah lagi bermain ke rumah humam. Humam sudah mencari kerumah kirana tetapi
tiak ada, karna kata tetangga-tetangganya kirana sudah pindah rumah. Dan
setelah kirana pindah, humam dan kirana tidak pernah bertemu
kembali sampai humam lulus SD dan akan di bawa ke pesantren untuk belajar dan
meraih cita-citanya. Sebelum pergi ke pesantren, humam berpamitan kepada orang
tuanya.
“Nak, belajar yang rajin! Kalau
kamu besar nanti, kamu harus jadi orang yg sukses. Banggakan orang tuamu, maaf
kalo ibu sama bapak tidak bisa membiayai sekolah mu, kamu harus jadi orang yang berguna. Doa ibu sama bapak selalu
menyertaimu!”. Pesan ibunya kepada humam. Sementara humam hanya mengangguk
sambil menhan tangis, kalau dia harus berpisah meningglakan kedua orang tua dan
adiknya. “iya ibu, doa kan humam menjadi orang yang sukses dan selalu berada di
lindungan allah swt.” Lalu humam pun mencium ke dua tangan orang tua nya.
Setelah di pesantren, humam belajar
banyak hal. Dia belajar mengaji Al-qur’an dan kitab-kitab yang lain. Dan dia
selalu ingin mendalami tentang islam,
dan dia selalu giat mendengarkan ceramah dari para kiyai disana. Awalnya humam
selalu di kerjai oleh teman-teman nya yang selalu iseng mengganggunya, tapi dia
selalu sabar dan tidak pernah membalas perbuatan mereka. Karna dia tau Allah
akan selalu melindunginya.
Setiap humam ada
kegiatan yang kosong, dia selalu menghabiskan waktunya untuk mengulang
pelajaran yang sudah ia pelajari, dan setiap malam wajah ibu serta ayah dan
adiknya selalu muncul di benak nya. Dan hal itu membuat nya selalu semangat
dalam belajar.
Setelah enam tahun
humam di pesantren, dia pulang ke rumah dengan membawa hasil yang memuaskan.
Dia lulus sebagai santri yang paling berprestasi dan teladan. Sesaimpainya dia
rumah orang tua nya tak bisa lagi membendung kerinduan yang tak tertahankan,
orang tuanya pun bangga dengan apa yang di hasilkan oleh humam, dan humam pun
berhasil membanggakan orang tuanya.
Sekarang humam
bisa kuliah dan selalu mendapatkan beasiswa, dan setiap ada pengajian humam
selalu di undang untuk menjadi penceramah membagi pengetahuan yang telah ia
dapat kepada banyak orang. Humam selalu melakukannya dengan ikhlas dan senang
hati, dan dengan hasil kerja kerasnya selama ini ia pun mampu membelikan rumah
untuk orang tua nya, dan mereka tidak perlu lagi tinggal di rumah bilik yang
dulu.
Pada suatu sore,
humam sedang mengisi acara pengajian di masjid kampungnya, setelah acara
pengajian selesai , humam pun hendak pulang kerumahnya tapi seseorang
memanggilnya dari belakang
“Humam.....!!”
teriak orang tersebut. Humam pun menoleh ke belakang.. di dapatinya seorang
yang memanggilnya itu adalah seorang gadis yg berparas cantik, ia mengenakan
gamis dan berjilbab. Gadis itu pun menghampiri humam.
“Assalamualaikum....”
ucap gadis itu memberi salam,
“Waalaikum salam,
maaf anda siapa?” tanya humam.
“apakah kamu
benar-benar tidak mengenali saya?” gadis itu balik bertanya,
“iya,” jawab humam
singkat
“aku kirana....”
ucap perempuan itu dengan senyumannya. Sementara humam seperti mengenali nama
gadis itu.
“Ya Allah!...
kirana! Kamu benar-benar kirana? Kamu sekarang berjilbab? Apa kamu masuk
islam?” tanya humam panjang lebar karna tak percaya.
“ya alhamdulillah
aku islam, aku selalu tersentuh jika mendengarkan orang yang berceramah tentang
islam, karna itu aku memutuskan untuk masuk islam.” Jawab kirana
“syukurlah, karna
wanita yang cantik adalah wanita yang berjilbab” ucap humam. Sementara kirana
hanya tersenyum tersipu malu.
Humam dan kirana
pun kembali menjadi sahabat yg melengkapi satu sama lain.
Catatan :
“… Orang
yang sabar adalah orang yang berhati mulia, JDan orang yang berhati mulia akan selalu di lindungi allah swt. JBelajarlah dengan
sungguh-sungguh demi meraih cita-cita. JKarna dunia ini akan selalu berputar seperti bola, JDimana yang berada di atas
menjadi di bawah, dan begitu juga yang di bawah akan menjadi di atas. JSabar adalah kunci dari
beribu ribu pintu kesuksesan. JDan jangan lah kamu menyesal atas kegagalanmu, JKarna kegagalan adalah
kesuksesan yang tertunda. …”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar