gadget

EDISI

EDISI 1 (12) EDISI 2 (11) EDISI 3 (14) EDISI 4 (10) EDISI 5 (9) EDISI 6 (9) IKLAN (4) INFO (5) RESENSI (6) Salam Redaksi (7)

Selasa, 22 Agustus 2017

Syekh Asnawi Caringin



“Ulama & Pejuang Kemerdekaan.. asal Pandeglang”
           Saat musim liburan Or  weekend, paling asyik jalan-jalan, aplagi bareng keluarga tercinta. Jalan-Jalan yang enak kemana ya???
Wah,ternyata semua serempak menjawab “pantai”. ya!! Memang pantai masih menjadi pilihan banyak orang  ketika berlibur. Pantai terdekat dari daerah kita ini yaitu pantai carita, betul?? Nah, didekat lokasi pantai carita terdapat tempat ziarah yang biasa ramai  didatangi pengunjung.
Apa salahnya ketika berkunjung ke pantai carita, kita sekalian berziaarah ke makam syekh Asnawi Caringin yaitu bertempat di caringin, kecamatan Labuan-Pandeglang-Banten.
            Pengunjung yang datang tidak hanya dari daerah banten, tetapi juga dari luar propvinsi Banten. Mungkin kalian bingung ??? kenapa sih banyak yang Ziarah kesana??, siapa sih syekh Asnawi itu?? Apa sih ysng spesial dari beliau??
            Kata  Caringin diambil dari kata beringin yang berarti pohon teduh yang rindang. Nama ini diambil karena sosok syekh Asnawi yang telah mengayomi masyarakat yang dianalogikan sebagai pohon beringin.
             Syekh Asnawi lahir di kampung caringin sekitar tahun 1850 M, keturunan Abdurahman dan Ratu sabiah, dan merupakan keturunan ke-17 dari Sultan agung Mataram atau Raden Fatah. Di usia 9 tahun, ia dikirim ayahnya ke Mekkah untuk menimba agama islam,aia belajar dengan ulama Banten yang termasyhur yaitu syekh Nawawi Tanara Albantani.
             Sekembalinya dari Mekkah, ia mulai berdakwah ke berbagai daerah. Karena ketinggian ilmu nya, Beliau mulai ramai dikenal orang banyak dan menjadi panutan masyarakat Banten. karena pada sat itu Indonesia masih dikuasai panjajah, syekh Asnawi banyak menerima ancaman dari pihak pihak yang merasa terusik.
Banten yang terkenal dengan jawara-jawara dan ilmu kanuragan nya bisa ditaklukan oleh syekh Asnawi. Beliau adalah ulama dan jawara yang sangat disegani oleh penjajah Belanda. Dalam dakwahhya, K.H. Asnawi  juga mengobarkan semangat nasionalisme anti penjajah kepada masyarakat. Oleh karena itulah ia diasingkan ke Cianjur selama kurang lebih 1 tahun dengan tuduhan melakukan pemberontakan kepada Hindia Belanda. Namun apa yang dilakukan syekh Asnawi banyak didukung penuh oleh rakyat dan para ulama, terutama  para bangsawan dan   jawara-jawara.
             Syekh Asnawi berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Pasca pembacaan Teks Proklamasi, 17 Agustus 1945 yang diperjuangkan Oleh para ulama, santri dan masyarakat, Belanda pada saat itu masih tidak mengakui kemerdekaan Negara Indonesia sehingga mereka melakukan berbagai upaya untuk tetap menjajah Negara Indonesia. Kemudian para Ulama dengan semangat jihad-nya melakukan gerakan protes sosial yang akhirnya dengan campurtangan pemerintah kolonial Belanda tersebut sejarah mencatat gerakan mereka sebagai gerakan komunis atau pemberontakan sehingga  hal tersebut dijadikan alasan penangkapan dan pembuangan para ulama Banten yang jaraknya dekat dari Batavia termasuk Syekh Asnawi Caringin pada tahun 1926 (Arnold C. Backman dalam Suryanegara A. Mansur: 508).
            Selama dipengasingan, Syekh Asnawi tetap mengajarkan Al-Qur’an dan tarekat kepada masyarakat sekitar. Setelah dirasa cukup aman, ia kembali ke kampung halamannya di Caringin dan mendirikan madrasah Masyarikul Anwar serta masjid Salafiyiah Caringin (1884) yang ditandai oleh denah 4 persegi panjang. Pada keempat sisinya terdapat serambi. Arsitektur mesjid dipengaruhi oleh unsur arsitektur lokal. Telihat dari bentuk atapnya dan ditopang oleh arsitekur asing,terlihat pada bentuk jendela dan pintu dalm dengan ukuran relative besar juga pilar pilar yang mengelilingi mesjid.
            Menurut cerita bahwa kayu mesjid berasal dari kayu Kalimantan yang dibawa oleh syekh Asnawi dan konon dahulu pohon tersebut tidak bisa ditebang. Walaupun bisa ditebang pohon tersebut akan tumbuh kembali beberapa saat kemudian. Tapi berkat do’a syekh Asnawi akhirnya pohon tersebut dapat ditebang yang kemudian dibawanya ke caringin untuk dibangun mesjid. Wallahu a’lam.
            Syekh Asnawi berpulang ke rahmatullah pada tahun 1937 dan dimakamkan di masjid salfiah Caringin. Hingga kini masjid tersebut tidak pernah sepi peziarah  baik dari dalam daerah Bantan maupun dari luar banten di seluruh wilayah tanah air. Meskipun jasadnya kini sudah terbenam di dalam tanah, namun banyak orang yang mencintai dan mengunjunginya. Karena banyak yang mengunjungi itu lah meskipun Beliau telah wafat namun karena ilmu dan iman nya, daerah tempat tinggalnya tetap dilimpahi rahmat dan rezeki oleh Allah SWT seperti perekonomian penduduk (penjual oleh-oleh), wisata religi dan lain sebagainya.
            Itu lah sekilas gambaran tentang Tokoh Islam di Pandeglang yang diambil dari berbagai sumber dengan sangat hati-hati. Mengingat bahwa saat ini banyak sekali informasi-informasi yang  sengaja dipublikasikan untuk menyudutkan agama Islam serta tokoh-tokohnya, oleh karena itu kita harus sangat hati-hati dalam mengambil informasi J jangan sampai aqidah kita terkikis oleh jajahan kaum kafir yang sengaja disalurkan melalui banyak media.
            Wallahu a’lamu bish Shawwab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO Terbaru

INFO Terbaru
"The Best Writer Of The Month" Edisi September

INFO Khusus

INFO Khusus
Karena terbentur dengan kegiatan UAS dan libur sekolah, pendaftaran anggota baru dibuka pada tanggal 01 November - akhir Desember 2017