Oleh : Nahra Malik
Dalam gelimangan Syurga mewah..
alam terindah tercipta. Aneka makanan dan buah, sungai mengalir teduh, istana
yang megah, ah.. apapun ada di situ. Apa yang membuat Adam gelisah? Merana
sepanjang waktu?
“wahai Adam, segala kenikmatan
telah Allah beri untukmu.. engkaupun mendapat kedudukan paling mulia di antara
makhluk yang lain.. hingga para malaikat bersujud kepadamu. Kecuali iblis yang
sombong.. kenapa tidak kau perlihatkan raut puas dan bahagia?”
“wahai malaikat. Sesungguhnya
aku bahagia menjadi makhluk-Nya, aku pun tenang karena keMaha Baikannya tak
terhingga. Namun satu hal yang begitu berat kurasa dalam hati. Entah rasa apa
ini.. dalam kemewahan surgawi ini, sesungguhnya aku kesepian.” Airmatanya meluruh
deras. “apakah aku berdosa? Aku begitu tak tahu diri. Sudah diberi kenikmatan..
namun masih saja merasa ada yang kurang. Apa yang harus kulakukan?”
Kemudian Jibril pergi. Adam
masih terpekur dalam sepi.. memandangi percikan sungai yang teduh. Tidak seberapa
lama, jibril kembali.
“wahai Adam.. ketika Allah
menciptakanmu dari tanah. Engkau hanyalah benda mati yang tak berdaya. Kemudian
Allah meniupkan Ruh-Nya ke dalam jasadmu. Bersyukurlah atas apa yang kau
rasakan.. karena rasa itu lah engkau hidup.”
“aku memang merasa teramat sakit
menahan kesepian ini. Namun disisi lain hati ini merasa tenteram ketika
mengingat Asma-Nya yang begitu indah.. Ia Yang Maha Baik. Maha pengobat lara.
Maha penumbuh dan pewujud segala harap”
“karena apa yang bersemayam
dalam jasadmu adalah bagian dari Ruh-Nya Yang Maha Kasih Sayang.. ia
mencurahkan Cinta kasih-Nya lewat keMahaBaikan-Nya. Tidak heran jika engkaupun
merasa ingin mencurahkan apa yang dirasa.. wahai Adam. Allah telah menciptakan
dari jenismu sendiri.. ialah Hawa sebagai pendampingmu. Bersamanya engkau tidak
akan merasa sepi, bersamanya akan membuatmu lebih bersyukur.. karena ia sebagai
obat untukmu dari Allah Yang MahaRahiim lagi Mahabijaksana”
Terlihat dari kejauhan, nampak
sosok anggun terunduk malu-malu.
“sungguh.. di antara keindahan
syurga.. dialah yang terindah..” kemudian Adam menghampirinya. Dengan
bahagianya mereka bersama. Tiada yang lebih membahagiakan selain kebersamaan
mereka. Hingga suatu ketika hawa nafsu yang dibuahi iblis menjadikan mereka
lengah dari keta’atan terhadap Allah. Lalu Allah menurunkan mereka ke bumi
dalam keadaan terpisah.
Dalam kesendirian dan kesulitan,
Adam merintihkan do’a. “Allah.. hawa nafsu telah menyeretku ke dalam lembah
yang hina. Kehilangan nikmat syurga memang menyakitkan. Namun tiada yang lebih
menyakitkan daripada perpisahan dengan Hawa. Inilah kehendak-Mu.. karena
dosaku. Allah, tiada Yang lebih Mulia selain Engkau.. dengan ikhlas, akan ku
jalani kehidupan ini. Karena aku tahu, kasih sayang-Mu begitu Agung.. maka
tidak akan ada kesulitan untuk tetap optimis dan positif thinking
terhadap kehendak-Mu.. semoga lewat Tarbiyah ini.. syethan akan berhenti
mentertawakan kebodohanku. Engkau Maha kuasa menunjukkan.. bahwa manusia yang
hina ini bisa nampak kembali mulia dengan taubat yang suci.. ”
Disisi lain, hawa meringis pilu
dalam sepi dan kesusahan. “Allah.. aku belum pernah merasakan sepi dan payah
seperti ini. Namun Nikmat-Mu tak pernah surut. Meski diri ini berbalut dosa
yang tebal. Engkau tetap setia menguatkan jiwa yang rapuh ini.. Allah.. dalam
kesendirian ini, aku hanya memiliki-Mu. Allah, sebagai insan yang lemah lagi
penuh kekukarangan.. wajarkah bila aku mengharapkan kehadiran Adam di sisiku?
Allah, kehadiran-Mu selalu menenangkan hati, namun hasrat insani ini tak jua surut
dari hati. Oh.. inikah sebabnya aku dicipta? Karena Adam pun merasakan sepi
seperti ini?”.
Hatinya tak henti berbisik
lirih, “Wahai suamiku. Siapapun engkau yang masih dalam suratan rahasia
takdir-Nya. Saat ku sambut kehadiranmu dengan senyuman terindah. Saat ku katakan
bahwa aku ingin selalu bersamamu. Bukan inginku kau sematkan ragam permata di setiap
jariku, bukan inginku kau limpahkan segudang harta untukku.. bukan helaian
sutera yang memperindah diriku, bukan juga pesona ilmu dan martabatmu.. namun
kehadiranmu di sisiku, membuatku merasa bahwa aku tidak seorang diri di jagat
raya yang luas ini.. bahwa aku tidak sendirian menyongsong hidup menuju
rahmat-Nya. Wahai suamiku.. sesungguhnya aku hanya wanita yang tercipta dari
sulbimu. Meski keras dan terlihat begitu tegar, aku hanyalah wanita yang kadang
menggigil tangis di penghujung malam. Lemah tak berdaya..
Setelah sekian tahun lamanya.
Setelah menempuh beberapa pulau, padang pasir, lautan dan pegunungan. Allah pun
mempertemukan mereka kembali.
Dengan bergelimangan rindu. Adam
menghampiri isterinya, Hawa. Seraya berkata “Bidadariku.. sungguh Maha Hebat
Allah Yang telah mengaugerahi segumpal hati dalam jasad ini. Hingga aku bisa
merasakan manisnya pertemuan denganmu, mencurah rindu yang tak bertepi ini..”
Kisah Adam dalam Al-Quran:
Al_Quran
menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah diantaranya surah Al-Baqarah ayat
30 hingga ayat 38 dan surah Al-A'raaf ayat 11 hingga 25
Wallahu a’lamu bish shawwab J
#Kisah
di atas disajikan kembali oleh penulis dengan bahasa dan sudut panadang
penulis. Jika ada banyak ketidak tepatan dalam isi cerita, mohon masukkannya J
LUKA HATI
Oleh: Diandra Jahas Malik
Pancarkan sinar asmara dalam rembulan
Pandangan kosong terhuni kenangan
Perhiasannya yang gemerlapan
Menyaksikan tetesan air mata
Yang berlinang membasahi luka hati
Tiada guna kuterus sirami hati ini
Dengan cinta untuknya ,karena…
Itu hanya jadi belenggu bagiku
Tiap detik ku di cerca keresahan
Akan cinta yang tumbuh dalam benak hati
Jutaan kata yg terulang dalam lubuk hatiku
Hanya tuk dapati semburan cinta
Yang menyeretku ke dalam derita
Lenyap sudah rindu ini karena…
Bukan cinta yang membuatku meleleh
Namun,hanya rasaku padanya
Yang menuntunku pada lembah pengorbanan
Hingga ku rela…. Demi kebahagiaannya…
Percayalah cinta ini tak akan beralih jadi
benci
Karena rasa benci ini telah berlalu dahulu

Tidak ada komentar:
Posting Komentar