gadget

EDISI

EDISI 1 (12) EDISI 2 (11) EDISI 3 (14) EDISI 4 (10) EDISI 5 (9) EDISI 6 (9) IKLAN (4) INFO (5) RESENSI (6) Salam Redaksi (7)

Jumat, 05 Januari 2018

Resensi Buku "Api Sejarah - 1" Part (1) Oleh Zaini Subhan

Alhamdulillah setelah membaca awal dari buku Api Sejarah Karya Ahmad Mansur Suryanegara yang telah menambah wawasan mengenai sejarah indonesia yang sebenarnya. Walaupun baru sedikit tetapi telah sangat bermanfaat sekali dan menjadikan rasa penasaran untuk mengupas sejarah – sejarah indonesia yang disamarkan.
Didalam buku ini kita akan menemukan betapa pentingnya peran para ulama dan santrinya dalam memperjuangkan NKRI. Banyak yang tidak ketahui bahwa dalam memerdekakan indonesia dari penjajah itu tidaklah lepas dari peran para ulama dan santri, dikarenakan didalam buku – buku sejarah sangatlah jerang dalam membahas perjuangan para ulama dan santri. Bahkan dalam buku – buku sekolah ada banyak pemalsuan sejarah misalkan awal masuknya agama islam di indonesia ada yang mengatakan pada abad ke-13 M, tetapi kenyataannya awal masuknya islam di indonesia yaitu pada abad ke-7 M. Dalam hal tersebut sudah banyak catatan yang di samarkan selama 6 abad tersebut.
Di zaman sekarang masyarakat telah dilanda rasa herolessness yaitu rasa tidak memiliki pahlawan. Jadi perhatian terhadap sejarahnya sangatlah kurang karena kurang nya minat dalam membaca sejarah. Sebenarnya jika kita memiliki perhatian terhadap sejarah itu dapat merubah pola pikir seseorang. Didalam buku sejarah ini kita akan mengupas sejarah indonesia dengan mayoritas masyarakatnya yang beragama islam.
Kita harus banyak terima kasih terhadap Ahmad Mansur Suryanegara yang mau menuliskan sejarah indonesia yang banyak telah disamarkan. Didalam buku yang berjudul api sejarah ini pda bagian sekapur sirih kita akan ulama besar sekaligus sejarahwan dan juga pelaku sejarah. Beliau bernama Raden Kiayi Haji Abdullah bin Nuh pembina Majlis Al-Gojali di Bogor.tidak hanya menguasai dalam kitab kuning tetapi beliau juga seorang sejarahwan yang dapat menuliskan sejarah sebagai ilmu yang sangat bertolak belakang dengan penulisan sejarah sebagai peristiwa. Sangat lah jarang seorang ulama mempunyai kemampuan tersebut karena kebanyakan para ulama membicarakan tentaang tarikh rasulullah saw atau sejaah di timur tengah tersebut.
Di indonesia sekarang dalam buku sejarah ataupun monumen – monumen sejarah lebih banyak membahas Hindu-Budha. Padahal mayoritas penduduk indonesia yaitu beragama islam. Kali ini kita akan coba mengoreksi tentang sejarah indonesia yang sebenarnya sesuai kemayoritasan masyarakat bangsa yang beragama islam.
Peran ulama penting sekali bagi bangsa indonesia yang telah dijajah selama kurang lebih 350 tahun. Bendera indonesia yaitu yang berwarnakan merah dan putih tidak hanya bersangkutan sebatas merah yang melambangkan keberanian dan putih melambangkan kesucian, akan tetapi dibalik semua itu ada peran ulama disana yang mengenalkan warna merah putih karena kebiasaan rasulullah yang memakai warna merah putih. Terdapat banyak simbol – simbol yang menandakan warna merah putih seperti kapur dan sirih yang yang apabila disatukan akan menimbulkan warna merah dan buah pinang jika di belah akan terlihatlah warna putih.
Dalam penamaan ibu kota negara indonesia pun tidaklah terlepas dari ulama. Pada masa sebelum penjajahan yang semula barnama sunda kelapa yang sekarang dikenal dengan jakarta digantikan nama menjadi jayakarta. Penamaan jayakarta di ambil dari al-qur’an surat al-fath ayat 1 yaitu inna fatahna laka fatha mubina. Kata fatha mubina yang berartiakan kemenangan paripurna atau jayakarta sebagai dasar penamaan sunda kelapa menjadi jayakarta. Penamaan tersebut tidak lah lepas dari para ulama yang menyebarkan agama islam di indonesia terutama para wali songo yang sebelumnya telah terlebih dahulu menyebarkan agama islam di nusantara. Kemudian pada masa penjajahan masuk ke indonesia nama jayakarta dihapus dan kembali bernama sunda kelapa. Tetapi setelah 400 tahun kemudian sekitar tahun 1900-an nama jayakarta terlahir kembali yang sempat sebelumnya bernama batavia kemudian menjadi jayakarta dan sampai sekarang yang kita kenal dengan jakarta sebagai ibu kota negara indonesia.
Bapak Ir. Soekarno dibawah bendera revolusi mengatakan bahwa para ulama hanya menikmati abu sejarahnya bukan api sejarahnya. Maka dari itu setelah kemerdekaan 17 agustus 1945 atau jum’at legi  9 ramadhan 1364 H para ulama tidak mau ikut campur dalam masalah pemerintahan sehingga pemerintahan indonesia di pegang oleh amtenar belanda yang sudah pasti sistem pemerintahannya mengenyampingkan para ulama. Padahal kalau kita lihat  para ulama dan santri yang banyak berjuang untuk perjuangan indonesia. Akan tetapi Ir. Soekarno sebelum membacakan teks proklamasi beliau meminta doa restu kepada beberapa para ulama yang ada di pulau jawa.
Diwal perumusan ideologi pancasila dan kostitusi undang – undang dasar tidak semata – mata di ajukan oleh Moh. Hatta. Dibalik semua itu ada peran ulama saling berunding untuk dasar negara indonesia dan hasil dari perundingan tersebut diserahkan ke pada Moh. Hatta dan kemudian sampai sekarang diakui bahwa berideologikan pancasila dan konstitusi undang – undang dasar. Apabila tanpa pernan para ulama apa mungkin ideologi bangsa kita ini pancasila dan konstitusinya undang – undang dasar ? atau kah mungkin bendera kita akan merah putih jika para ulama tidak membiasakan menggunakan merah putih karena kebiasaan rasulullah saw zaman dahulu menggunakan merah dan putih ? Kita semua haruslah bangga mempunyai para ulama yang begitu perhatiannya terhadap negara indonesiayang mana dari perjuangannya lah dengan jiwa jihadnya yang fisabilillah sehingga indonesia bisa merdeka dan terbebas dari para penjajah yang seenaknya menindas masyarakat indonesia tanpa mengenal belas kasih.
Pasca setelah kemerdekaan banyak pencantuman tanggal – tanggal untuk memperingati hari penting nasional. Seperti halnya tanggal 2 Mei di peringati sebagai hari pendidikan nasional yang bermula diangkat dari tanggal lahir Kihajar Dewantara pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau yaitu seorang pelopor berdirinya taman siswa yang sampai sekarang di akui Berdirinya taman siswa ini pada tahun 1922 yaitu 10 tahun lebih dari perserikatan muhamadiyah. Tetapi mengapa tidak dari tanggal lahir Ahmad Dahlan sebagai pelopor dari perserikatan muhamadiyah yang lebih awal dan pengaruhnya lebih luas dibandingkan taman siswa.
Masih banyak lagi contoh – contoh dari sejarah indonesia yang tersamarkan dari kita. Maka di dalam buku ini kita dapat mengetahui lebih banyak tentang para ulama dan santri dalam mempertahan kan negara kesatuan republik indonesia (NKRI). Karena oleh para ulama lah terjadinya bahasa juga dalam berkomunikasi antar sesama. Perlu kita kethui hanya indonesia lah yang merdeka dengan bahasa sendiri bukan menggunakan bahasa para penjajah.

Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan mungkin hanya terulas sedikit dari apa yang telah di baca. Saya pribadi juga masih dalam tahapan belajar ,maklum tidak sedetail dari apa yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO Terbaru

INFO Terbaru
"The Best Writer Of The Month" Edisi September

INFO Khusus

INFO Khusus
Karena terbentur dengan kegiatan UAS dan libur sekolah, pendaftaran anggota baru dibuka pada tanggal 01 November - akhir Desember 2017