Lagi lagi tentang
penyelewengan dan kesalahan penulisan sejarah oleh bangsa barat, kali ini
tentang penyebaran islam di India. Menurut Thomas mengoreksi ia mengoreksi
ketidakbenaran penulisan sejarah islam di india yang dikembangkan oleh Mahmud
Ghazna, dituliskan Islam disebarkan dengan kekerasan, pemaksaan khitan dll.
Padahal faktanya sangat bertolak belakang, nyatanya Islam masuk ke India dengan
jalur damai, 66 juta umat muslim di India menerima Agama Islam dengan cara
damai.
-Begitupun dengan
Kisah walisongo yang diselewengkan sejarahnya. Sebagai tokoh islam yang tidak
mengenal syarat seperti masih melakukan bertapa di hutan/gua tanpa makan dan
tanpa sahur dan berbuka selama berbulan bulan bahkan tanpa mempedulikan sholat
dan ibadah lainnya. Seolah olah mereka masih mengamalkan budaya budha dan
hindu. Dan tentunya fakta yang sebenarnya tidak demikian. Walisongo tentu saja
selalu melakukan sholat dan membangun mesjid bahkan ikut serta dalam perlawanan
melawan penjajah, seperti sunan Gunung Djati dan Syarif Hidayatullah yang
memimpin perlawanan terhadap kerajaan Katholik Portugis.
Sebagai sejarah modern, Walisongo, ulama dan
santri ikut berperan dan memimpin dalam
perlawanan terhadap penjajah barat. Mereka dapat menumbuhkan semangat
nasionalisme dan patriotisme. Cinta dan membela tanah air, bangsa dan agama
islam.
Berikutnya tentang hubungan dagang Islam
dengan negara negara lain. Arab sebagai negara Islam sudah menjalin hubungan
dagang dengan Indonesia jauh sebelum nabi lahir. Besar kemungkinan Arab masuk
ke Asia Tenggara pada abad ke 1 Tarikh Hijriah (7 M). Bangsa Arab dahulu
dikenal sebagai pengembara. Bahkan pemerintah China sampai menyediakan tempat
kediaman mereka. Mungkin hal ini yang membuat Nabi mengeluarkan hadist
"carilah ilmu walaupun ke negeri Cina". Karena memang Hubungan dagang
Cina-Arab sudah terjalin jauh sebelum ia lahir. Tetapi lagi-lagi sejarawan
Barat seperti sengaja tidak menyebutkan peran niaga Arab dalam perniagaan
internasional, padahal Arab menjadi perantara antara Cina,India, Indonesia,
negara Timur Trngah, dan Eropa.
Adapun untuk wirausahawan Nusantara sendiri
juga tidak terlepas dari pasar internasional, walaupun wirausahawan Nusantara
tidak dituturkan sama sekali dalam perniagaan internasional sehingga dalam
penulisan sejarah internasional pulau Indonesia sama sekali tidak disebutkan.
Bangsa Barat hanya memahami nama wilayah India dan China. Padahal Indonesia
menjadi penyumbang rempah-rempah terbesar saat itu, terutama negara-negara
Eropa. Bahkan dituliskan Indonesia
disebut sebagai sejarah lokal bukan internasional walaupun kenyataanya
Indonesia sudah mencakup pasar dunia.
Dahulu kerajaan katholik Portugis mengira
India lah yang menjadi pusat rempah-rempah terbesar. Dan setelah mereka
mengetahui penghasil sebenarnya, Kerajaan Katholik Portugis mencoba mendekati
kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mungkin itu juga yang melatar belakangi
Portugis menjadikan Indonesia sebagai salah satu jajahannya.
Tetapi tentu saja negara-negara barat tetap
berupaya untuk mempertahankan jajahannya dengan mematahkan potensi pasar dengan
menghilangkan minat niaga umat Islam sehingga umat Islam tidak dibiarkan maju,
melainkan hanya menjadi pegawai mereka. Selain itu penjajah barat juga berusaha
menguasai sisitem penulisan sejarah yang ditargetkan akan menumbuhkan perubahan
sistem keimanan dan selanjutnya akan memihak pihak penjajah. Tetapi banyak
ulama tidak menyadari sejarah dijadikan alat untuk mengubah wawasan generasi
muda Islam Indonesia tentang masalalu perjuangan bangsa negaranya.
Bukti lain betapa
luasnya pengaruh ekonomi perdagangan dan budaya Islam pada abad ke 7-11 m
didunia Barat adalah ditemukannya mata uang Islam.
Begitu pula dengan
di Nusantara, twlah banyak mata uang ditwmykan di Indonesia, tetapi sangat
disayangkan walaupun sejak kemerdekaan RI hingga sekarang menteri keuangan dan
Direktur Bank Indonesia seorang muslim tetapi tidak pernah dihadirkan gambar
mata uang dengan gambar masjid atau prasasti islami lainnya. Bahkan pernah
terdapat huruf Arab Melayu pada koin diponegoro tetapi akhirnya dihapuskan juga
dan justru diganti dengan lebih banyak menggambarkan candi Borobudur atau candi
Prambanan, walaupun mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim.
Dalam segi SDM dan memajuan teknologi
Indonesia memang masih tertinggal jauh dari negara-negara Barat, meskipun
faktanya luas wilayah Indonesia masih unggul dari beberapa negara maju
tersebut. Misalnya saja Prancis dengan luas 547.026 km persegi, hanya seluas
pulau Kalimantan yang mempunyai luas 548.424,53 km persegi. Berikutnya
Protestan Belanda (41.160 km persegi) luasnya lebih kecil dari Jawa Timur.
Begity juga ddwnga Negara- negara lainnya seperti Monako, Fatikan, Luksenbruf
yang lebih kecil dari Yogyakarta. Dari hal tersebut R.M.G. Sowgondo menyipulkan
luas Indonesia yang kira-kira berukuran 2 juta km2 sama luasnya dengan jumlah
luas Belanda, Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol. Itupun belum termasuk
wilayah lautannya, dan jika ditotalkan demgan wilayah laut, indonesia memiliki
luas sekitar 5.200.000 km. Dari luas Indoneaia yang demikian luas , Indonesia
mengalami 3 kali terbit matahari dan mengakibatkan 3 perbedaan waktu yaitu WIB,
WITA, dan WIT yang mempunyai berbaedaan wakti 1 jam disetiab bagiannya. Dan
dari luasnya wilayah Indonesia tersebut mayoritas warganya adalah Muslim,
bayangkan saja betapa hebatnya penyebar agama Islam pada zaman dulu, mereka
mengembara keseluruh penjuru Nusantara guna menyebarkan ajaran agama Islam.
Berikutnya
pembahasan tentang nabi dan Rasul pembawa ajaran Islam. Perlu diketahui bahwa seluruh nabi dan Rasul,
itu artinya diawali dari nabi Adam sampai Rasulullah saw, seluruhnya menyatakan
dirinya Muslim dan hanya membawa ajaran Allah yaitu Islam. Umumnya agama Islam
Indonesia memang meyakini bahwa ketidak benaran ajaran yang menyatakan Nabi
Ibrahim dan Nabi Musa sebagai pembawa agama Yahudi dan Nasrani juga tidak
membenarkan Nabi Isa sebagai pembawa agama Kristen. Tetapi masih banyak
pemahaman yang salah tentang diturunkannya kitab Allah kepada para nabi dan
Rasul. Bahkan sampai mengubah dan memalsuan kitab-kitab tersebut. Seperti
penulisan kisah yang salah tentang sejarah para nabi, disana disebutkan para
nabi sebagai pembawa dan penyebar agama Yahudi dan Nasrani. Alquran menegaskan
bahwa agama tersebut bukan agama yang berasal dari Allah. Untuk menegaskan hal
tersebut Allah sampai banyak menyebutkan nama-nama Nabi dalam Alquran seperti
Nabi Nuh 43 kali, nabi Ibrahim 67 kali, Nabi Musa 136 kali, nabi Isa 25 kali.
Justru nama Nabi Muhammad saw hanya disebutkannya sebanyak 5 kali saja dalam
Alquran. Hal ini ternyata untuk memberi penegasan bahwa hal-hall yang
disebutkan tentang Nabi-Nabi tersebut yang banyak disebutkan dalam kitab-kitab
sebelum Alquran adalah tidak benar. Dengan kata lain Al-Quran menjadi
penyempurna dari kitab kitab sebelumnya.
Dengan demukian,
jika terdapat kitab suci dengan nama Tautat, Zabur, Injil yang masing masing
diturunkan kapada Nabi Musa, Daud, dan Isa, tepai jika isinya bertentangan
dengan Al-Quran maka kitab tersebut adalah palsu dan kitab yang masih benar dan
asli sesungguhnya sudah terpelihara dan yerangkum dalam Al-Quran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar