gadget

EDISI

EDISI 1 (12) EDISI 2 (11) EDISI 3 (14) EDISI 4 (10) EDISI 5 (9) EDISI 6 (9) IKLAN (4) INFO (5) RESENSI (6) Salam Redaksi (7)

Jumat, 05 Januari 2018

Resensi Buku "Api Sejarah - 1" Part (2) Oleh: Siti Rodiah

Lagi lagi tentang penyelewengan dan kesalahan penulisan sejarah oleh bangsa barat, kali ini tentang penyebaran islam di India. Menurut Thomas mengoreksi ia mengoreksi ketidakbenaran penulisan sejarah islam di india yang dikembangkan oleh Mahmud Ghazna, dituliskan Islam disebarkan dengan kekerasan, pemaksaan khitan dll. Padahal faktanya sangat bertolak belakang, nyatanya Islam masuk ke India dengan jalur damai, 66 juta umat muslim di India menerima Agama Islam dengan cara damai.
-Begitupun dengan Kisah walisongo yang diselewengkan sejarahnya. Sebagai tokoh islam yang tidak mengenal syarat seperti masih melakukan bertapa di hutan/gua tanpa makan dan tanpa sahur dan berbuka selama berbulan bulan bahkan tanpa mempedulikan sholat dan ibadah lainnya. Seolah olah mereka masih mengamalkan budaya budha dan hindu. Dan tentunya fakta yang sebenarnya tidak demikian. Walisongo tentu saja selalu melakukan sholat dan membangun mesjid bahkan ikut serta dalam perlawanan melawan penjajah, seperti sunan Gunung Djati dan Syarif Hidayatullah yang memimpin perlawanan terhadap kerajaan Katholik Portugis.
  Sebagai sejarah modern, Walisongo, ulama dan santri ikut berperan dan memimpin  dalam perlawanan terhadap penjajah barat. Mereka dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme. Cinta dan membela tanah air, bangsa dan agama islam.

  Berikutnya tentang hubungan dagang Islam dengan negara negara lain. Arab sebagai negara Islam sudah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia jauh sebelum nabi lahir. Besar kemungkinan Arab masuk ke Asia Tenggara pada abad ke 1 Tarikh Hijriah (7 M). Bangsa Arab dahulu dikenal sebagai pengembara. Bahkan pemerintah China sampai menyediakan tempat kediaman mereka. Mungkin hal ini yang membuat Nabi mengeluarkan hadist "carilah ilmu walaupun ke negeri Cina". Karena memang Hubungan dagang Cina-Arab sudah terjalin jauh sebelum ia lahir. Tetapi lagi-lagi sejarawan Barat seperti sengaja tidak menyebutkan peran niaga Arab dalam perniagaan internasional, padahal Arab menjadi perantara antara Cina,India, Indonesia, negara Timur Trngah, dan Eropa.
   Adapun untuk wirausahawan Nusantara sendiri juga tidak terlepas dari pasar internasional, walaupun wirausahawan Nusantara tidak dituturkan sama sekali dalam perniagaan internasional sehingga dalam penulisan sejarah internasional pulau Indonesia sama sekali tidak disebutkan. Bangsa Barat hanya memahami nama wilayah India dan China. Padahal Indonesia menjadi penyumbang rempah-rempah terbesar saat itu, terutama negara-negara Eropa. Bahkan  dituliskan Indonesia disebut sebagai sejarah lokal bukan internasional walaupun kenyataanya Indonesia sudah mencakup pasar dunia.
  Dahulu kerajaan katholik Portugis mengira India lah yang menjadi pusat rempah-rempah terbesar. Dan setelah mereka mengetahui penghasil sebenarnya, Kerajaan Katholik Portugis mencoba mendekati kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mungkin itu juga yang melatar belakangi Portugis menjadikan Indonesia sebagai salah satu jajahannya.
  Tetapi tentu saja negara-negara barat tetap berupaya untuk mempertahankan jajahannya dengan mematahkan potensi pasar dengan menghilangkan minat niaga umat Islam sehingga umat Islam tidak dibiarkan maju, melainkan hanya menjadi pegawai mereka. Selain itu penjajah barat juga berusaha menguasai sisitem penulisan sejarah yang ditargetkan akan menumbuhkan perubahan sistem keimanan dan selanjutnya akan memihak pihak penjajah. Tetapi banyak ulama tidak menyadari sejarah dijadikan alat untuk mengubah wawasan generasi muda Islam Indonesia tentang masalalu perjuangan bangsa negaranya.

Bukti lain betapa luasnya pengaruh ekonomi perdagangan dan budaya Islam pada abad ke 7-11 m didunia Barat adalah ditemukannya mata uang Islam.
Begitu pula dengan di Nusantara, twlah banyak mata uang ditwmykan di Indonesia, tetapi sangat disayangkan walaupun sejak kemerdekaan RI hingga sekarang menteri keuangan dan Direktur Bank Indonesia seorang muslim tetapi tidak pernah dihadirkan gambar mata uang dengan gambar masjid atau prasasti islami lainnya. Bahkan pernah terdapat huruf Arab Melayu pada koin diponegoro tetapi akhirnya dihapuskan juga dan justru diganti dengan lebih banyak menggambarkan candi Borobudur atau candi Prambanan, walaupun mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim.
 Dalam segi SDM dan memajuan teknologi Indonesia memang masih tertinggal jauh dari negara-negara Barat, meskipun faktanya luas wilayah Indonesia masih unggul dari beberapa negara maju tersebut. Misalnya saja Prancis dengan luas 547.026 km persegi, hanya seluas pulau Kalimantan yang mempunyai luas 548.424,53 km persegi. Berikutnya Protestan Belanda (41.160 km persegi) luasnya lebih kecil dari Jawa Timur. Begity juga ddwnga Negara- negara lainnya seperti Monako, Fatikan, Luksenbruf yang lebih kecil dari Yogyakarta. Dari hal tersebut R.M.G. Sowgondo menyipulkan luas Indonesia yang kira-kira berukuran 2 juta km2 sama luasnya dengan jumlah luas Belanda, Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol. Itupun belum termasuk wilayah lautannya, dan jika ditotalkan demgan wilayah laut, indonesia memiliki luas sekitar 5.200.000 km. Dari luas Indoneaia yang demikian luas , Indonesia mengalami 3 kali terbit matahari dan mengakibatkan 3 perbedaan waktu yaitu WIB, WITA, dan WIT yang mempunyai berbaedaan wakti 1 jam disetiab bagiannya. Dan dari luasnya wilayah Indonesia tersebut mayoritas warganya adalah Muslim, bayangkan saja betapa hebatnya penyebar agama Islam pada zaman dulu, mereka mengembara keseluruh penjuru Nusantara guna menyebarkan ajaran agama Islam.

Berikutnya pembahasan tentang nabi dan Rasul pembawa ajaran Islam.  Perlu diketahui bahwa seluruh nabi dan Rasul, itu artinya diawali dari nabi Adam sampai Rasulullah saw, seluruhnya menyatakan dirinya Muslim dan hanya membawa ajaran Allah yaitu Islam. Umumnya agama Islam Indonesia memang meyakini bahwa ketidak benaran ajaran yang menyatakan Nabi Ibrahim dan Nabi Musa sebagai pembawa agama Yahudi dan Nasrani juga tidak membenarkan Nabi Isa sebagai pembawa agama Kristen. Tetapi masih banyak pemahaman yang salah tentang diturunkannya kitab Allah kepada para nabi dan Rasul. Bahkan sampai mengubah dan memalsuan kitab-kitab tersebut. Seperti penulisan kisah yang salah tentang sejarah para nabi, disana disebutkan para nabi sebagai pembawa dan penyebar agama Yahudi dan Nasrani. Alquran menegaskan bahwa agama tersebut bukan agama yang berasal dari Allah. Untuk menegaskan hal tersebut Allah sampai banyak menyebutkan nama-nama Nabi dalam Alquran seperti Nabi Nuh 43 kali, nabi Ibrahim 67 kali, Nabi Musa 136 kali, nabi Isa 25 kali. Justru nama Nabi Muhammad saw hanya disebutkannya sebanyak 5 kali saja dalam Alquran. Hal ini ternyata untuk memberi penegasan bahwa hal-hall yang disebutkan tentang Nabi-Nabi tersebut yang banyak disebutkan dalam kitab-kitab sebelum Alquran adalah tidak benar. Dengan kata lain Al-Quran menjadi penyempurna dari kitab kitab sebelumnya.


Dengan demukian, jika terdapat kitab suci dengan nama Tautat, Zabur, Injil yang masing masing diturunkan kapada Nabi Musa, Daud, dan Isa, tepai jika isinya bertentangan dengan Al-Quran maka kitab tersebut adalah palsu dan kitab yang masih benar dan asli sesungguhnya sudah terpelihara dan yerangkum dalam Al-Quran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO Terbaru

INFO Terbaru
"The Best Writer Of The Month" Edisi September

INFO Khusus

INFO Khusus
Karena terbentur dengan kegiatan UAS dan libur sekolah, pendaftaran anggota baru dibuka pada tanggal 01 November - akhir Desember 2017