gadget

EDISI

EDISI 1 (12) EDISI 2 (11) EDISI 3 (14) EDISI 4 (10) EDISI 5 (9) EDISI 6 (9) IKLAN (4) INFO (5) RESENSI (6) Salam Redaksi (7)

Jumat, 05 Januari 2018

Resensi Buku "Api Sejarah - 1" Part (2) Oleh Zaini Subhan

Kali ini dalam pembahasan melanjutkan dari penjelasan sebelumnya. Pada kesempatan kali ini dalam pembukaan perdana akan membahas lebuh lanjut lagi tentang sejarah indonesia yang banyak tidak kita ketahui.
            Ada beberapa sejarahwan yang mengira bahwa agama islam masuk ke indonesia pada abad ke-13 M. Tetapi R.K.H. Abdullah bin Nuh meyakini bahwa islam masuk ke indonesia pada abad ke-7 M. Mengpa demikian? Karena jauh sebelum itu kota-kota di Yaman telah menjalin hubungan peragangan dengan negara-negara lain. Sejak dahulu bangsa arab adalah para wirausahawan yang menjadi perantara perdagangan antara Eropa dengan negara-negara Afrika,India,Asia Tnggara,dan Timir Jauh yaitu Cina dan Jepang.
            Bangsa arab dalam perdagangannya tidak hanya menjual barang dagangan dari arab saja tetapi juga menjualkan barang yang didatangkan dari negera-negara lain seperti emas,wangi-wangian,rempah-rempah dan lain sebagainya. Menurut T.W. Arnold didalam The Preaching of Islam bahwa dalam da’wah islam pada abad ke-2 H perdagangan dengan sailan atau srilangka sudah sepenuhnya di tangan bangsa arab. Maka dari itu besar kemungkinan islam dibawa oleh para wiraushawan arab ke nusantara indonesia pada abad ke-7 M atau pada awal tarikh hijriah.
            Keadaan seperti ini dapat terjadi dikarenakan dari dahulu bangsa arab adalah pengembara. Para pengembara itu terdiri dari pedagang-pedagang. Menurut S. Alwi Al-Hadad bahwa sudah ada sekitar 850.000 orang bahkan di sepanjang pantai malabar sudah lebih banyak lagi jumlahnya. Sedangkan sebagian dari mereka telah ada yang mencapai cina.
            Dapat disimpulkan bahwa bagitu eratnya hubungan antara arab dengan cina mengingat sesuai dengan hadits Rasulullah Saw yang menyatakan bahwa carilah ilmu walaupun di negeri cina. Sungguh keselarasan yang begitu menakjubkan yang terjalin di antara keduanya.
            Dahulu ada seorang pakar geografi muslim yang bernama Al Biruni yang menggambarkan peta bumi. Beliau menuliskan bahwa samudra india ddahulunya adalah samudra persia. Perubahan ini terjadi setelah negara imperialis barat berhasil berkuasa. Begitupun dengan titik nol meridian yang dahulu melewati mekah karena untuk menunjukan arah kiblat berganti alih menjadi melewati Greenwich London. Pengalihan ini oleh Kerajaan Protestan Anglikan Inggris.
            Sampai sekarang dalam penyebutaan wilayah ataupun negara – negara berpusat dari Greenwich London. Seperti halnya Mesir, Arab, dan wilayah di sekitarnya disebut dengan timur tengah padahal jeles – jelas bahwa wilayah tersebut sebelah barat dari negara Indonesia. Maka dari itu masyarakat Indonesia jika shalat menghadap ke arah barat. Tetapi kebanyakan sekarang menyebut negara arab sebagai daerah timur tengah karena dari Greenwich London daerah arab berada di sebelah timur dan tengah. Begitupun Indonesia, Malaysia, Singapura, Myanmar, Filiphina, dan Thailand disebut dengan daerah asia tenggara karena melihat dari titik nol yang berada di Greenwich London.
            Pelayaran wirausahawan islam menempuh dengan melalui jalan laut niaga dari pulau Nikobar, Andaman, Maladiv (Maladewa) menuju ke malaka yaitu pusat perdagangan yang ada di Asia Tenggara. Diantara kapal – kapal yang berlayar tersebut ada sebagian yang mengganti perjalanannya menuju ke Madagaskar dan ada pula yang membawanya dari Afrika Selatan ke Guinea dan kembali lagi ke Madagaskar.
            Dari wilayah pantai tersebut dahulu nya telah berada dalam pengaruh Muawiyah 661-750 yang pada saat itu pusat pemerintahannya yang berada di Damaskus. Selanjutnya di pesisir Sindu India juga telah tersebar agama islam. Di daerah India khususnya daerah Kambai dan Gujarat merupakan pusat perdagangan  dari Oman, Hadramaut, dan Teluk Persia yang telah ada sebelum lahirnya agama Islam yang di bawakan oleh Rasulullah SAW. Mengingat pada abad ke-2 SM perdagangan yang ada di Sailan atau Srilangka sudah sepenuhnya berada di tangan kekuasaan bangsa arab.
            Seorang sejarahwan yaitu Thomas W. Arnold dalam mengoreksi penulisan sejarah yang telah di salahkan menggambarkan bahwa islam di India dikembangkan dengan kekerasan dan kekejaman. Pemaksaan khitan oleh Haydar Ali dan Tipu Sultan. Padahal dalam penjelasan tersebut semuanya tidak benar, bahwa terjadinya muslim di India yaitu dampak dari dakwah yang secara peruasif dan secara damai.
            Bangsa barat dalam misinya untuk mematahkan potensi pasar yang di kuasai oleh umat islam dan berjuang mempertahankan penjajahannya bukan sekedar datang dengan organisasi VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) dari Kerajaan Protestan Belanda, EIC (East Indian Company) dari Kerajaan Protestan Anglikan Inggris, dan CIO (Compagnie des Indes Orierntales) dari Kerajaan Katolik Prancis. Tetapi juga untuk menghilangkan kesadaran dalam pemasaran dengan jalan laut niaga maupun pemasaran melalui darat. Dalam hal ini, bangsa barat ingin menghilangkan kemauan umat islam dalam menjadi seorang wirausahawan ataupun wiraniagawan.
            Dalam upayanya tersebut bangsa barat berusaha menguasai penulisan sejarah dengan di palsukannya sejarah tersebut. Seperti hal nya mempalsukan hadits yang menyatakan bahwa Allah SWT lebih menyukai orang – orang yang dimasjid dari pada orang yang berada di pasar. Disampaikannya bahwa pasar adalah tempat yang tidak baik dan orang yang berada dipasar tidaklah baik. Dari hal tersebut menjadikan pasar menjadi lenggang akan aktivitas yang dari kebanyakan umat islam lebih memilih berada didalam masjid dari pada barada di pasar.
            Kenyataannya bahwa itu tidaklah benar karena sejak dahulu peran pasar sangatlah besar bagi agama islam. Datangnya islam sampai ke nusantara indonesia karena berawal dari para wirausahawan arab yang memperdagangkan hasil yang dibawanya kepada masyarakat indonesia dan juga memperkenalkan agama islam kepada para pembelinya. Dengan perlahan islam pun dapat diterima dengan baik oleh masyarakat indonesia.
            Menurut Prof. Dr. D.H. Burger dan Prof. Dr. Prayudi dalam Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia telah terjalin sejak abad pertama sebalum masehi hubungan jalan perniagaan laut antara India, Cina dan Nusantara Indonesia. Tetapi dalam penulisan sejarah yang didistorsikan pada masa penjajahan belanda tidak lah tergambarkan antara arab dengan india dan antara arab dengan cina adanya hubungan perdagangan diantara kedua negara tersebut.
            Jadi sebagai penerus bangsa yang intelektual janganlah sampai tertipu dengan penulisan – penulisan sejarah pada saat ini. Dalam mempelajari sejarah jangan cukup dalam satu buku saja tetapi haruslah membaca dari buku sejarah lain agar kita dapat membandingkannya sehingga tidak tertipu dari penulis – penulis yang mendistorsikan sejarah. Terutama sejarah masuknya agama islam di nusantara indonesia.
          Dapat dilihat bahwa sejak zaman dahulu bahwa pengaruh wiraniagawan arabia sangatlah besar dalam perdagangannya. Sehingga pengaruh dari perdagangan tersebut tersebar beberapa jenis mata uang yang ditemukan di beberapa daerah. Dari penemuan tersebut menunjukan besarnya peranan umat muslim dalam perkembangan islam di Indonesia maupun di india dan yang lainnya.
          Peranan aktif nusantara dalam perdagangan internasional tidaklah pernah tertuturkan. Padahal pemasok rempah – rempah dalam perdagangan Eropa itu berasal dari nusantara indonesia. Rempah – rempah itu sangat penting dalam perdagangan bahkan menjadi salah satu komoditi pasar yang banyak dibutuhkan saat itu. Sehingga tempat dan juga jalan menuju asal rempah - rempah tersebut dirahasiakan menjadikan nama – nama daerah Nusantara yang banyak menghasilkan rempah – rempah yang menjadi barang komoditi pasar pada saat itu tidaklah tecatat dalam penulisan sejarah.
          Bangsa Barat yang dalam penguasaannya ingin menguasai rempah – rempah dan tidaklah mengetahui asal rempah – rempah tersebut. Karena barat belum mengerti dengan india dan nusantara atau saat itu disebut kapulauan india. Pada saat abad ke-16 setelah barat telah benar – benar memasuki ke anak benua India, barulah disadari pada saat telah datang di India bahwa tenyata bukan penghasil dari rempah – rempah.
          Bangsa barat melanjutkan penguasaannya ke daerah Nusantara Indonesia sebagai penghasil dari rempah – rempah. Pada saat itu kerajaan katolik portugis dalam memperluas kekuasaan jajahannya dengan mendekati Kesultanan Tidore, Kesultanan Ambon, dan Kesultanan Ternate. Di wilayah inilah juga dijumpainya para wirausahawan Arab Muslim yang telah menguasai pemasaran rempah – rempah terlebih dahulu.
          Para wirausahawan arab muslim telah mempunyai kekuatan dalam pemasarannya di berbagai jalan laut niaga atau dalam kemaritiman lautnya. Salah satunya dalam penguasaan pasar, kemasjidan dan pendidikan, kekuasaan politik atau kesultanan, penguasaan maritim dengan niaga lautnya, kesadaran hukum islam.
          Dalam hal politik islam mempunyai musuh yaitu dari penjajah barat. Dalam hal ini untuk menghadapi perlawanan bersenjata terhadap penjajah barat, islam indonesia juga menghadapi dengan kerajaan imperialis barat seperti Portugis, Spanyol, Prancis, Inggris, dan Belanda. Karena diadakannya perlawanan bersenjata terhadap penjajah barat menjadikan sejarah perkembangan islam indonesia tidak hanya dinilai sebagai sejarah lokal saja melainkan sebagai sejarah internasional.
          Dengan semangat dari para ulama dan santri dalam melawan bangsa imperialis barat yang menjajah indonesia menciptakan wilayah indonesia yang sangat luas dengan berbagai macam suku dan adat istiadat yang sangat bermacam – macam. Luasnya daerah indonesia dari sabang sampai merauke, dari kepulauan talaut sampai pulau rote menjadikan indonesia sebagai negara yang memiliki wilayah terluas dibandingkan negara – negara yang lain. Bahkan wilayah daratan indonesia memiliki luas ±2.000.000 km2 dan luas kelautannya mencapai ±3.200.000 km2 sehingga jumlah keseluruhan dari laut dan darat menjadi 5.200.000 km2.
          Dengam wilayah daratan yang sangat luas jika kita bandingkan luasnya hampir sama dengan jumlah luas negara Belanda, Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol. Bahkan posisi negara indonesia yang dilewati oleh garis katulistiwa menjadikan indonesia beriklim tropis, yang hanya memiliki dua musim saja yaitu, musim penghujan dan musim kemarau. Disinilah tumbuh berbagai macam tumbuhan yang menjadi sumber dari berbagai macam rempah – rempah yang sejak zaman dahulu menjadi salah satu komoditi dalam pasar eropa.
          Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya juga dengan penduduk yang mayoritas beragama islam sebagai agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Bermula hanya berada di arab yang kemudian menyebar sampai ke nusantara indonesia diperkirakan awal masuknya pada abad ke-1 H. Dalam agama islam sendiri bukanlah hanya Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT, tetapi terdapat 25 Nabi dan Rasul sebagai pembawa ajaran islam di dunia. Keseluruhan Nabi dan Rasul tersebut yaitu :
1. Adam as
7. Ishaq as
13. Ayyub as
19. Harun as
2. Nuh as
8. Ismail as
14. Dzulkifli as
20. Zakaria as
3. Idris as
9. Ya’qub as
15. Daud as
21. Yahya as
4. Huud as
10. Shaleh as
16. Sulaiman as
22. Yunus as
5. Ibrahim as
11. Yusuf as
17. Syu’aib as
23. Ilyas as
6. Luuth as
12. Ilyasa as
18. Musa as
24. Isa as
25. Muhammad Rasulullah Saw
          Dari nabi yang pertama, Nabi Adam as sampai nabi yang terakhir, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa dirinya sebagai muslim. Jadi dari keseluruhan nabi tersebut mambawa agama yang satu yaitu agama islam. Tidaklah di benarkan bahwa Nabi Ibrahim as membawa Agama  Yahudi, Nabi Musa as membawa Agama Nasrani, Nabi Isa as membawa Agama Kristen. Diyakinkan bahwa Nabi muhammad SAW adalah Nabi yang menyenpurnakan Agama Islam dan penyempurna akhlak manusia.
          Didalam islam dari ke-25 Nabi tersebut ada yang mendapatkan gelar sebagai Ulul Azmi. Ulul Azmi bermakan Nabi dan Rasul yang memperoleh kamenangan dalam menghadapi lawan karena memiliki mukjizat. Adapun Nabi dan Rasul Ulul Azmi tersebut yaitu : 1) Nabi Nuh as; 2) Nabi Ibrahim; 3) Nabi Musa as; 4) Nabi Isa as; 5) Nabi Muhammad SAW. Kelima Nabi dan Rasul tersebut memiliki mukjizat yang berbeda- beda antara satu dengan yang lainnya.
          Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi yang terakhir juga menerima salah satu kitab yang diturunkan oleh Allah SWT yaitu Kitab Al – Qur’an. Diantara kitab – kitab yang lain, yaitu Taurat, Zabur, dan Injil hanya kitab Al-Qur’an lah yang sejak dahulu tetap terjaga keasliannya. Tidaklah ada suatu makhluk yang dapat membuat yang semisal dengan kitab Al – Qur’an tersebut. Bahkan kitab Al – Qur’an adalah sebagai penyempurna dari kitab – kitab yang telah ada sebelumnya. Kitab yang selain dari kitab Al – Qur’an telah banyak perubahan didalamnya, sehingga kitab – kitab tersebut tidak lah serupa dengan yang aslinya.
            Walaupun kitab Al – Qur’an adalah sebagai penyempurna dari kitab – kitab yang lain, tetapi sebagai umat muslim kita harus tetap meyakini adanya dari kitab Taurat, Zabur dan Injil tersebut yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Sebagai penerus bangsa dan pengganti dari para ulama – ulama haruslah bersemangat trus dalam belajar, mencari referensi dari berbagai buku agar tidak ada kesalahan karena pada masa sekarang ini banyak sekali pendistorsian dalam penulisan – penulisan terutama dalam penulisan sejarah.

Resensi Buku "Api Sejarah - 1" Part (1) Oleh Zaini Subhan

Alhamdulillah setelah membaca awal dari buku Api Sejarah Karya Ahmad Mansur Suryanegara yang telah menambah wawasan mengenai sejarah indonesia yang sebenarnya. Walaupun baru sedikit tetapi telah sangat bermanfaat sekali dan menjadikan rasa penasaran untuk mengupas sejarah – sejarah indonesia yang disamarkan.
Didalam buku ini kita akan menemukan betapa pentingnya peran para ulama dan santrinya dalam memperjuangkan NKRI. Banyak yang tidak ketahui bahwa dalam memerdekakan indonesia dari penjajah itu tidaklah lepas dari peran para ulama dan santri, dikarenakan didalam buku – buku sejarah sangatlah jerang dalam membahas perjuangan para ulama dan santri. Bahkan dalam buku – buku sekolah ada banyak pemalsuan sejarah misalkan awal masuknya agama islam di indonesia ada yang mengatakan pada abad ke-13 M, tetapi kenyataannya awal masuknya islam di indonesia yaitu pada abad ke-7 M. Dalam hal tersebut sudah banyak catatan yang di samarkan selama 6 abad tersebut.
Di zaman sekarang masyarakat telah dilanda rasa herolessness yaitu rasa tidak memiliki pahlawan. Jadi perhatian terhadap sejarahnya sangatlah kurang karena kurang nya minat dalam membaca sejarah. Sebenarnya jika kita memiliki perhatian terhadap sejarah itu dapat merubah pola pikir seseorang. Didalam buku sejarah ini kita akan mengupas sejarah indonesia dengan mayoritas masyarakatnya yang beragama islam.
Kita harus banyak terima kasih terhadap Ahmad Mansur Suryanegara yang mau menuliskan sejarah indonesia yang banyak telah disamarkan. Didalam buku yang berjudul api sejarah ini pda bagian sekapur sirih kita akan ulama besar sekaligus sejarahwan dan juga pelaku sejarah. Beliau bernama Raden Kiayi Haji Abdullah bin Nuh pembina Majlis Al-Gojali di Bogor.tidak hanya menguasai dalam kitab kuning tetapi beliau juga seorang sejarahwan yang dapat menuliskan sejarah sebagai ilmu yang sangat bertolak belakang dengan penulisan sejarah sebagai peristiwa. Sangat lah jarang seorang ulama mempunyai kemampuan tersebut karena kebanyakan para ulama membicarakan tentaang tarikh rasulullah saw atau sejaah di timur tengah tersebut.
Di indonesia sekarang dalam buku sejarah ataupun monumen – monumen sejarah lebih banyak membahas Hindu-Budha. Padahal mayoritas penduduk indonesia yaitu beragama islam. Kali ini kita akan coba mengoreksi tentang sejarah indonesia yang sebenarnya sesuai kemayoritasan masyarakat bangsa yang beragama islam.
Peran ulama penting sekali bagi bangsa indonesia yang telah dijajah selama kurang lebih 350 tahun. Bendera indonesia yaitu yang berwarnakan merah dan putih tidak hanya bersangkutan sebatas merah yang melambangkan keberanian dan putih melambangkan kesucian, akan tetapi dibalik semua itu ada peran ulama disana yang mengenalkan warna merah putih karena kebiasaan rasulullah yang memakai warna merah putih. Terdapat banyak simbol – simbol yang menandakan warna merah putih seperti kapur dan sirih yang yang apabila disatukan akan menimbulkan warna merah dan buah pinang jika di belah akan terlihatlah warna putih.
Dalam penamaan ibu kota negara indonesia pun tidaklah terlepas dari ulama. Pada masa sebelum penjajahan yang semula barnama sunda kelapa yang sekarang dikenal dengan jakarta digantikan nama menjadi jayakarta. Penamaan jayakarta di ambil dari al-qur’an surat al-fath ayat 1 yaitu inna fatahna laka fatha mubina. Kata fatha mubina yang berartiakan kemenangan paripurna atau jayakarta sebagai dasar penamaan sunda kelapa menjadi jayakarta. Penamaan tersebut tidak lah lepas dari para ulama yang menyebarkan agama islam di indonesia terutama para wali songo yang sebelumnya telah terlebih dahulu menyebarkan agama islam di nusantara. Kemudian pada masa penjajahan masuk ke indonesia nama jayakarta dihapus dan kembali bernama sunda kelapa. Tetapi setelah 400 tahun kemudian sekitar tahun 1900-an nama jayakarta terlahir kembali yang sempat sebelumnya bernama batavia kemudian menjadi jayakarta dan sampai sekarang yang kita kenal dengan jakarta sebagai ibu kota negara indonesia.
Bapak Ir. Soekarno dibawah bendera revolusi mengatakan bahwa para ulama hanya menikmati abu sejarahnya bukan api sejarahnya. Maka dari itu setelah kemerdekaan 17 agustus 1945 atau jum’at legi  9 ramadhan 1364 H para ulama tidak mau ikut campur dalam masalah pemerintahan sehingga pemerintahan indonesia di pegang oleh amtenar belanda yang sudah pasti sistem pemerintahannya mengenyampingkan para ulama. Padahal kalau kita lihat  para ulama dan santri yang banyak berjuang untuk perjuangan indonesia. Akan tetapi Ir. Soekarno sebelum membacakan teks proklamasi beliau meminta doa restu kepada beberapa para ulama yang ada di pulau jawa.
Diwal perumusan ideologi pancasila dan kostitusi undang – undang dasar tidak semata – mata di ajukan oleh Moh. Hatta. Dibalik semua itu ada peran ulama saling berunding untuk dasar negara indonesia dan hasil dari perundingan tersebut diserahkan ke pada Moh. Hatta dan kemudian sampai sekarang diakui bahwa berideologikan pancasila dan konstitusi undang – undang dasar. Apabila tanpa pernan para ulama apa mungkin ideologi bangsa kita ini pancasila dan konstitusinya undang – undang dasar ? atau kah mungkin bendera kita akan merah putih jika para ulama tidak membiasakan menggunakan merah putih karena kebiasaan rasulullah saw zaman dahulu menggunakan merah dan putih ? Kita semua haruslah bangga mempunyai para ulama yang begitu perhatiannya terhadap negara indonesiayang mana dari perjuangannya lah dengan jiwa jihadnya yang fisabilillah sehingga indonesia bisa merdeka dan terbebas dari para penjajah yang seenaknya menindas masyarakat indonesia tanpa mengenal belas kasih.
Pasca setelah kemerdekaan banyak pencantuman tanggal – tanggal untuk memperingati hari penting nasional. Seperti halnya tanggal 2 Mei di peringati sebagai hari pendidikan nasional yang bermula diangkat dari tanggal lahir Kihajar Dewantara pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau yaitu seorang pelopor berdirinya taman siswa yang sampai sekarang di akui Berdirinya taman siswa ini pada tahun 1922 yaitu 10 tahun lebih dari perserikatan muhamadiyah. Tetapi mengapa tidak dari tanggal lahir Ahmad Dahlan sebagai pelopor dari perserikatan muhamadiyah yang lebih awal dan pengaruhnya lebih luas dibandingkan taman siswa.
Masih banyak lagi contoh – contoh dari sejarah indonesia yang tersamarkan dari kita. Maka di dalam buku ini kita dapat mengetahui lebih banyak tentang para ulama dan santri dalam mempertahan kan negara kesatuan republik indonesia (NKRI). Karena oleh para ulama lah terjadinya bahasa juga dalam berkomunikasi antar sesama. Perlu kita kethui hanya indonesia lah yang merdeka dengan bahasa sendiri bukan menggunakan bahasa para penjajah.

Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan mungkin hanya terulas sedikit dari apa yang telah di baca. Saya pribadi juga masih dalam tahapan belajar ,maklum tidak sedetail dari apa yang ada.

Resensi Buku "Api Sejarah - 1" Part (4) Oleh Siti Rodiah


Resensi yang ke 4 ini  lebih dominan membahas twntang proses islamosasi di Indonesia serta awal masuknya imperialis ke Indoneaia.
Mungkin banyak kita jumpai, banyak sekali prosea Islamisasi di Indonesia, namun Proses islamisasi dengan cara niaga dan pernikahan adalah ciri umum spesifikasi Islam. Peran pasar jelas menjadi faktor utama pesatnya penyebaran agama Islam, namun pernikahan juga ikut berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Nusantara, seperti yang ditulis dalam "Carita Purwaka Caruban Bumi (1720) ", pengaruh pernikahan dalam penyebaran agama Islam di pakuan Padjajaran yaitu pernikahan antara Raden Pamanah Rasa atau yang lebih dikenal dengan Prabu Siliwangi dengan Njai Soebang Larang yang merupakan santri dari Syekh Hasanuddin (Syekh Qoera). Ketika pernikahannya dengan Njai Soebang Larang, sebenarnya Siliwangi telah memeluk Islam dan pernikahannya pun dilaksanakan secara Islami dan menjadi sebab terjadinya Islamisasi Prabu siliwangi.
     Dari pernikahan Prabu Siliwangi dengan Mjai Soebang Larang, melahirkan 3 irang anak yaitu Walang Sungsang, Rara Santang, dan Radja Sangara atau Raden Kian Santang. Ketiga anaknya ini menjadi perintis Dinasti Siliwangi sebagai penganut Islam.
    Berikutnya hasil pernikahan antara Rara Santang dan Syarif Abdullah melahirkan seorang putra yaitu Syarif Hodayatullah / Sunan Gunung Djati, itu berarti ia adalah cucu dari Prabu Siliwangi. Dengan begitu, Dinasti Prabu Siliwangi melahirkan salah seorang Wali Songo. Walaupun pengaruh Siliwangi dalam melaahirkan kekuasaan politik Islam di Indonesia kurang ditekankan.
 Peristiwa keluarga Siliwangi memeluk Islam ini menunjukan bukti terbukanya bangsa  Hindu Budha terhadap Islam. Namun proses Islamisasi yang begitu damai, dituliskan bak dongeng dengan fakta yang sangat terbalik, dikisahkan proses Islamisasi yang melibatkan anak-anak Siliwangi mengakibatkan anak-anak Siliwangi diperlakukan tidak pantas oleh keluarga istana yang beragama Hindu, bahkan mereka diusir dan diasingkan. Sedangakn nyatanya tidak demikian, daerah Dinasti Prabu Siliwangi justru menyebar hingga ke Jawa Timur.

    Sejarah mencatat, perubahan agama jyga dapat dilihat dari perubahan nama. Masuknya agama Islam ke Nusantara membawa perubahan yang sangat besar, bagitu pula dengan perubahan nama. Masyarakat pada zaman Hindu Budha pra Islam cenderung lebih menyukai nama-nama yang berbau fauna atau hewan, seperti Hayam Woeroek, Gadjah Mada, Walangsungsang dll. Namun setelah ajaran Islam mulai terserap masyarakat, perubahan nama mulai terjadi menjadi lebih baik, misalnya Walangsungsang yang berarti belalang yang berposisi sungsang berubah nama menjadi H. Abdullah Imam/ Ki Samadullah, dan Rara Santang yang berubah nama menjadi Saripah Moedaim  setelah melakukan haji bersama kakaknya.
     Kemajuan penyebaran Islam di Nusantara juga tidak terlepas dari peran santri, ulama dan wirausahawan muslim yang tidak hanya nertindak sebagai pelaku pasar, tetapi juga sebagai pendidik generasi muda dan pesantren. Dari sinilah lahir komunitas-komunitas baru ditengah masyarakat berupa wirausahawan, ulama, santri, dan selanjutnya berkembang menjadi pemerintahan kekuasaan politik Islam atau Khilafah.

   Disaat pudarnya kekuasaan Hindu Budha, datanglah penjajah ke Indonesia yaitu Katolik Portugis dan Protestan Belanda yang memperparah keadaan kekuasaan Hindu Budha sekaligus mempercepat kemajuan politik Islam dan pelan-pelan menggantikan  kekuasaan Hindu Budha di indonesia. Namun, salah satu kemunduran kerajaan Budha yaitu kerajaan Budha Sriwijaya, diceritakan mengalami kemunduran karena serangan Islam. Padahal kenyataannya, hal itu terjadi karena serangan kerajaan Chola dan Drawida fari india (1000 M) .

    Menurut Drs. M. Ali mengatakan bahwa salah satu faktor keruntuhan kekuasaan Hindu Budha karena ketika pembangunan candi-candi dan parung besar, rakyat yang berkasta Sudra dan Paria diwajibkan melaksanakan kerja bakti. Hal ini sangat menyengsarakan rakyat, dan lambat laun mereka mulai meninggalakan agamanya lalu beralih masuk Islam. Hal ini tentu memperlemah kekuasaan Hindu Budha.

Karena kondisi yang semakin kacau inilah, kesoeltanan Demak melancarkan perlawanan bersenjata merebut kembali Malaka (1512 M), gerakan ini disebut gerakan nasionalisme.   Tetapi kini gerakan nasionalisme diartikan sebagai gerakan yang hanya membela bangsa dan tanah air saja, tanpa mempedulikan unsur agama. Padahal secara historis, baik imperialis maupun gerakan nasionalis dimotivasi oleh keyakinan agama.  
 Demikian juga setelah indonesia Merdeka, hal-hal yang memyangkut masalah sejarah agama Katholik dan Protestan di Indonesia tidak dikaitkan dengan penjajahan barat, bahkan dalam Diorama Monas, dikatakan Protestan dan Katholik di Indonesia sebagai pemersatu. Jelas ini merupakan penyimpangan sejarah yang besar. 
         Namun gerakan yang dialancarkan kesultanan Demak mengalami kegagalan, dan karena ketidak berhasilan ini datanglah Imperialis Katolik Spanyol yang berupaya bersaing dengan  Katolik Portugis untuk melakukan pendekatan kepada Kesultanan Ternate dan Tidore.
         Katolik Portugis memgimbangi dengan mendirikan benteng pertahanan di Soenda Kalapa(1522) dan bertahan selama 6 tahun (1521-1527).  Namun Sunan Gunung Djati berhasil merebut kembali Soenda Kalapa dari tangan Katolik portugis dengan bantuan Fatahilah, karena keberhadilan ini beliau kemudian mengganti nama Soenda Kalapa tersebut menjadi Fatha Mubina kemudian menjadi Jayakarta (saat ini disebut Jakarta) yang artinya kemenangan paripurna. 

       Selain itu, Portugis juga menjalin hubungan diplomatik dengan kesultanan Ternate (1522), namun karena dirasa semakin hari semakin menindas dan tidak dapat bekerja sama dengan Islam,terutama terjadi praktek Kristenisasi. Maka 50 tahun setelah mendirikan benteng, kesultanan Ternate dibawah Soeltan Baabullah(1570-1583), berhasil mengusir Portugis dari kesultanan Ternate.  Setelah keraje2aan Katolik Portugis terusir, maka berakhirlah perlawanan umat Islam terhadap Imperialis Barat dan dilanjutkan dengan Imperialis Katolik yang diprakarsai oleh Portugis dan Spanyol lalu Protestan Belanda dan Inggris.

Resensi Buku "Api Sejarah - 1" Part (3) Oleh Siti Rodiah


      Baiklah, untuk bagian ke 3 ini dibuka dengan pembahasan mengenai proses islamisasi di dunia, utamanya di Indonesia. Berbicara mengenai proses Islamisasi pasti tidak terlepas dari peran pasar sebagai media utama penyebaran Islam di dunia khususnya Indonesia. Karena dimulai dari pasar,Islam menyebar dengan pesat ke penjuru dunia. Perkembanhan Islam sangat menakjubkan, meluas hingga ke batas cakrawala dunia. Semuanya dicapai dari pasar ke pasar. Disini pasar tidak hanya sebatas sebagai sarana mencari materi dan tempat jual beli, namun juga sebagai pertukaran budaya, bahasa sampai penyebaran agama. Nama pasar sendiri berasal dari kata Bazaar, sentuhan bahasa Timur Tengah.
      Penyebaran  Islam memang tidak terlepas dari pasar dan warausahawan didalamnya, begitu juga dengan nabi Muhammad saw, Allah mrnurunkan wahyu kepadanya yang saat itu berprofesi sebagai wirausahawan. Berawal dari kebiasaannya mengikuti pamannya, Abi Thalib, ia berdagang pada usia 8 tahun. Sampai ia bertemu dan menikahi  partner dagangnya, Siti Khadijah. Sampai akhirnya ia berhenti berniaga pada usia 40 tahun karena pengangkatannya menjadi Rasulullah.
      Nabi Muhammad yang awalnya tidak bisa membaca dan menulis, hidup dengan kesederhanaan. Bahkan saat Al-Quran pertama kali diturunkan dengan segala kesederhanaan pula, bukan si istana megah, hanya sebuah goa yang sempit di sebuah bukit yang gersang, Gua Hiro(Jabal Nur). Namun siapa sangka, dibalik kesederhanaan tersebut, Al-Quran dan Islam mampu berdampak abadi dan tiada batas. Dalam waktu singkat saja mampu menjadikan masyarakat Jahiliyah menjadi jenius, bahkan mampu menumbangkan penguasa-penguasa beristana megah termasuk diantaranya Romawi (Nasrani) dan Persia(Majusi).
Sama halnya dengan Rasulullah, para Walisongo pun berprofesi sebagai wirausahawan karena dinilai sebagai pewaris nabi dan Rasul.
       Alasan lain mudahnya agama Islam menyebar adalah karena sikap terbukanya masyarakat yang mudah sekali menerima Islam, terutama karena Islam tidak pernah mengenal Kasta, semua orang dan semua profesi bisa dengan kesadarannya untuk berperan aktif menyebarkan agama Islam. Tentu ini berbeda dengan Hindu yang terkenal dengan 4 kastanya (Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra).  Dan yang paling utama, Islam selalu menyebar dengan jalan damai. Karena alasan inilah, Islam kini menjadi agama mayoritas penduduk Indonesia.

   Pada zaman dahulu, tentu para wiraniagawan menjelajahi bernagai negara dengan mengarungi lautan dan samudera guna mencapai pulau ke pulau. Karena realitas dunia, 71% memang terdiri dari laitan dan samudera. Terutama di Indonesia yang terkenal dengan negara maritin dan terbagi dalam banyak pulau.
Sementara itu, Indonesia telah menjalin hubungan dagang dengan bangsa Arab jauh sebelum Imperialis datang ke Nusantara, bahkan sudah banyak melahirkan cendikiawan dan pakar geografi muslim. Pengaruh bangsa Arab dapat dilihat dari penamaan beberapa tempat di Indonesia yang memakai bahasa Arab. Pesona dan kekayaan rempah Indonesia memang menjadi daya tarik tersendiri untuk negara-negara lain datang ke Indonesia. Walaupun dalam penulisan sejarah dunia, seringkali nama Indonesia tidak dicantumkan atau ditiadakan.

**
Kembali kepada pembahasan mengenai Rasulullah seyelah menerima wahyu. Seperti telah dijelaskan, Rasulullah menerima wahyu pertamanya di kota Mekkah tepanya di Gua Nur. Namun bukan hal yang mudah membawa ajaran Islam ditengah-tengah masyarakat yang masih memegang teguh kepercayaannya terhadap nenek moyang. Masyarakat jahiliyah yang terang-terangan menolak ajaran agama Tauhid yang dibawa Rasulullah. Tidak hanya menolak, tetapi sampai ingin membunuh Rasulullah. Semua upaya dilakukan kaum kafir Quraisy Mekkah untuk menghalang-halangi dakwah nabi. Hingga pada akhirnya setelah 13 tahun masa kerasulannya  di Mekkah, nabi berhijrah ke Madinah bersama para sahabat dan kaum Muhajjirin.
   Namun kaum kafir Quraisy tidak menyerah begitu saja,setelah mengetahui keberadaan nabi beserta rombongannya, mereka  berencana memerangi Madinah. Penyerangan tersebut berlangsung sampai 10 tahun lamanya. Dengan tujuan membela diri,umat muslim tidak pernah menolak tantangan kaum kafir Quraisy untuk berperang. Dari 10 tahun peperang tersebut, terjadi perang hingga 45 kali dengan perang terbesarnya yaitu perang Badar (2 H/624 M), perang Uhud (3 H/625 M), dan perang Khandaq(5 H/627 M). Perang baru berakhir ketika tercapainya Fathu Mekkah (Ramadhan 8 H/630 M). Ada hal yang menarik dari salahsatu peperangan tersebut, diketahui perang Khandaq menggunakan strategi pembuatan parit/khandaq) atas usulan Salman Alfarizy. Rupanya trik ini juga digunakan dalam perang dunia 1 di Eropa.

Islam memang tidak menganjurkan bahkan melarang praktek kekerasan, namun Islam juga tidak melarang peperangan jika untuk membela diri, hal ini juga diterapkan Rasulullah dalam menghadapi kaum kafir Quraisy. Namun sepertinya sudah menjadi kehendak sejarah, Islam selalu mencapai kemenangan disetiap peperangannya. Dan berkat sikap mulia dan bijak Rasulullah, rasa permusuhan pasca perang selalu dapat dipadamkan.

**
Akibat perang besar yang terjadi, begitu berat memulihkan kembali kehidupan damai yang rusak akibat perang antar bangsa Arab pasca Fathu Mekkah, apalagi setelah Rasul wafat.

Disini, rupanya penulis sengaja menunda pembahasan tentang penjajahan Barat yang awalnya  lebih dulu dibahas, supaya pembaca memperoleh gambaran utuh tentang masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara. Maka disini dibahas dahulu tentang perkembangan Islam di Timur Tengah, dan lainnya. Baik sebelum atau sesudah rasul wafat. Karena periode sebelum dan sesudah wafat sangat berpengaruh masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara.

**
Pemerintahan Politik Islam di Timur Tengah setelah Rasul Wafat
Adapun periode pertama yang memerintah setelah Rasul wafat adalah Khulafaur Rasyidin.
   Kembali kepada pemerintahan Islam setelah Rasul wafat, tonggak pemerintahan Islam tidak berhenti begitu saja. Bagaimana mungkin perkembangan Islam yang begitu hebatnya harus berakhir seiring dengan tutup usianya Rasul. Apalagi keadaan saat itu begitu kacau, banyak umat muslim yang berpaling dan murtad. Yang lebih parah, banyak dari mereka yang mengaku sebagai nabi palsu.
  Siapa yang akan menggantikan nabi Muhammad,menjadi kebingungan tersendiri bagi umat muslim saat itu. Pasalnya Rasulullah sama sekali tidak meninggalkan wasiat apapun, persoalan yang begitu berat tersebut ia serahkan sepenuhnya kepada umat Islam.
Dengan perundingan dan pertimbangan yang matang, kaum Anshar dan Muhajjirin sepakat mengangkat Abu Bakat Ash-Shidiq sebagai khalifah pertama yang meneruskan titah Rasulullah menjadi pemimpin pemerintahan Islam. Abu Bakar sendiri digelari Ash-Shidiq karena ia lah orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra mi'raj nya nabi. Dimasa pemerintahannya yang berlangsung dari tahun 11 H - 16 H, banyak kebijaka-kebijakan dan pencapaian yang menambah kejayaan pasa masa itu diantaranya: Menumpas para nabi palsu, memerangi orang-orang yang ingkar, memberantas kemurtadan, menghinpun Al-Quran dan memperluas wilayah penyebaran Islam.
   Pemerintahan Abu-Bakar harus terhenti diusianya yang ke 63 tahun, karena beliau meninggal. Sebelum ia meninggal, lebih dulu ia menunjuk Umat bin Khatab sebagai penerusnya. Umar dikenal sebagai orang yang tegas dan keras, namun ia juga digelari Al-Faruq yang artinya pembeda. Diantara banyak pencapaiannya selama memerintah adalah : mampu menandingi kekuatan maritim kekaisaran Persia dan Romawi, disusul dengan membebaskan Persia, tiga tahun berselang mampu membebaskam Mesir dari penindasan kekaisaran Romawi. Tidak hanya itu, pada masa pemerintahannya, para petani dapat memperoleh kembali tanahnya dari tentara Romawi. Bahasa Arab pun  menjadi bahasa resmi di negara-negara timur tengah, Afrika dan Persia. Dari sumber lain, saya juga sempat mendapat pencapaian lain pada masa pemerintahan  Umar bin Khatab yaitu  memberlakukan kalender Islam.
Umar menjalankan pemerintahannya pada tahun 13-24 H/734-644 M, ia wafat ditikam seorang budak Persia. Atas keputusan kaum muslim yang lain, Roda pemerintahan dilanjutkan oleh sahabat nabi berikutnya, Utsman bin Affan yang memerintah pada 24-36 H/645/656 M. Adapun pencapaian pemerintahannya adalah mengodifikasi Al-Quran yang masih terpisah kedalam satu mushaf. Namun pada tahun 35 H Utsman tewas dibunuh oleh kaum pemberontak.
   Karena terus didesak, Akhirnya Ali bin Abi Thalib bersedia dibaiat menjadi khalifah menggantikan Utsman bin Affan. Pemerintahannya berlangsung pada 36-41 H/656-661 M. Dimasa pemerintahan Ali, pusat pemerintahan Islam berada di Kufah, Irak, disini Islam dianggap sebagai pembebas dari penindasan kelaisaran Persia.
  Setelah berakhirnya kekuasaan Khulafaur Rasyidin, banyak berdiri Khilafah-Khilafah yang membawa kemajuan besar nagi agama Islam. Beberapa diantaranya adalah Khilafah Umayyah I dan II, Khilafah Abbasiyah, Khilafah Fatimiyyah, dam Kesultanan Turki.
     Setelah kekuasaan Ali diganti oleh Muawaiyah bin Abi Sufyan dengan mendirikan Dinasti Umayyah yaitu masa Umayyah 1 berpusat di Damaakus dengan masa keluasaan selama 90 tahun (51-133 H/661-750 M). Sedangkan masa Umayyah II berlangsung 320 tahun (711-1031 M) berpusat di kota Qurtubah /Cordova (Spanyol). Atau disebut Dinasti Umayyah Qurtubah.
   Pemindahan pusat pemerintahan Umayyah dari Damaskus ke Qurtubah ini karena tergantikan oleh Dinasti Abbasiyah yang berdiri selama 500 tahun (133-656 H/750-1258 M) dengan Baghdad sebagai ibu kotanya. Dinasti Abbasiyah terkenal dengan sebutan negara 1001 malam karena kemajuan dan keberhasilannya menguasai maritim serta dan ditegakannya hukum Islam. Selain itu, pendidikan pun menjadi perioritas utama, sebagaimana Umayyah, yang mendirikan Universitas Cordova , Abbasiyah juga mendirikan Universitas Nizhamiyyah.
   Kemakmuran dan kemajuan Dinasti Abbasiyah mengundang bangkitnya kalangan Syiah dan membangun Khilafah Fatimiyyah di Mesir, yang bertahan hampir 2 abad (969-1171 M) dengan pusat pemerintahan di Kairo. Populasi terbanyak penduduknya adalah Nasrani.
    Khilafah selanjutnya adalah kesultanan Turki. Awal mula berdirinya kesultanan ini adalah ketika Khilafah Abbasiyah dalam upaya mempertahankan eksistensinya, menggunakan orang Turki sebagai tentaranya, karena itu sebagai ungkapan terimakasih, Turki diberi hak oleh Abbasiyah untuk menguasai wilayah Asia kecil. Dan disinilah kesultanan Turki berdiri (1055-1924 M).
  Selain khilafah-khilafah diatas, berdiri juga Dinadti Genghis sebagai penyebar Islam, yang membangun kekuasaan politiknya di India atau lebih dikenal dengan nama kesultanan Moghul dengan ibukotanya Delhi(1926 M). Sebenarnya Dinasti ini awalnya bukan Dinasti Islam, namun karena pengaruh serangan invasi bangsa Mongol dibawah pimpinan anak Genghis Khan, yaitu Hilagu ke Naghdad pada tahun 656 H/1258 M, hal ini mempengaruhi Dinasti Genghis Khan memeluk Islam. Bahkan Dinasti Genghis Khan dapar dikatakan hampir seluruhnya menjadikan agama Islam menjadi agama resmi di wilayahnya. 20.000 suku Chuvah yang beragamma Kristen berbondong bondong masuk islam.
 Pemerintahan mencapai kemakmuran yang luar biasa, dengan kisahnya yang terkenal yaitu ketika Sultan Syah Dzihan(Syahjahan) yang sangat mencintai permaisurinya, Mumtaz Mahal. Sampai membangunkan makan yang indahnya tiada tara yaitu Taj Mahal (1628-1658 M). hingga kini bangunan indah tersebut masih menjadi iconik negara India.
Dampak perkembangan Islam di India dibawah sultan-sutan Mongol, memberikan perubahan besar, baik tatanan sosial, budaya, politik sampai pemahaman agama. Salah satunya dibawah pengaruh sultan pada abad ke 18, kaum muslim berusaha keras menghapuskan budaya pernikahan poliandri (istri bersuami banyak), dan poligami(suami beriatri tak terbatas).

  Dinasti Moghul ini berhasil menggagalkan imperialis kerajaan Katholik Portugis ketika berupaya menguasai India. Baru setelah 350 tahun kemudian, kerajaan Protestan Anglikan Inggris berhasil menjajah India.

   Sejarawan selalu menuliskan Genghis Khan melakukan penghancuran segenap budaya dan peradaban wilayah yang didatanginya. Tentu faktanya tidak demikian.
**
Pada masa Khalifah Umayyah dan Abbasiyah muncul pakar hukum yang dikenal dengan sebutan ahli Fikih, dan Saat ini memang kita mengenal 4 mazhab Fikih yang terkenal di Indonesia, yaitu imam Hanafi, imam Hambali, imam Maliki, dan imam Syafi'i. Sebetulnya madzhab yang sebenarnya bukan Itu saja, jumlahnya banyak bahkan sampai puluhan. Hanya saja keempat madzhab itulah yang berhasil bertahan sampai sekarang, bertahan dalam arti ajaran-ajarannya masih dipakai. Diperkirakan maszhab Syafi'i masuk ke Indonesia pada abad ke 11 M.




















**
Sekali lagi dati fakta-fakta diatas, kembali ditegaskan, walaupun diturunkan di bukit yang gersang, diturunkan kepada orang awam yang tidak bisa menulis dan membaca, namun Kekuatan Al-Quran dalam merubah perdaban dunia memang sangat menkjudkan. Peradaban yang begitu keras dan kejam, perlahan lahan bisa ditaklukan Islam. Hingga kini agama Islam tetap menjadi agama mayoritas dunia.
Kehebatan Al-Quran memang tidak diragukan lagi. Bukan berawal dari istana megah dan gemerlap, namun hanya dari sebuah gua yang sempit. Jika diperhatikan, kita dapat menyimpulkan bahwa betapa hebatnya pengaruh Al-Quran yang diajarkan Rasulullah, mampu mengubah bangsa Arab yang Jahiliyah menjadi bangsa yang besar dan berperadaban tinggi.  Tidak hanya bangsa Arab, pengarauh Al-Quran dan Islam pun dapat dirasakan negara-negara lain diseluruh dunia, contoh kecilnya bangsa Mongol yang dahulu dipandang sebagai panghancur peradaban, setelah mendapat sentuhan Islam, bangsa ini justru menjadi bangsa yang aktif menyebarkan Islam. Sejarah mencatat, bahkan setelah Khilafah-Khilafah Islam tumbang pun, ajarannya tidak musnah begitu saja, justru para penghancur dan penyerbu termasuk bangsa Barat sedikit demi sedikit meniru Islam.



Resensi Buku "Api Sejarah - 1" Part (2) Oleh: Siti Rodiah

Lagi lagi tentang penyelewengan dan kesalahan penulisan sejarah oleh bangsa barat, kali ini tentang penyebaran islam di India. Menurut Thomas mengoreksi ia mengoreksi ketidakbenaran penulisan sejarah islam di india yang dikembangkan oleh Mahmud Ghazna, dituliskan Islam disebarkan dengan kekerasan, pemaksaan khitan dll. Padahal faktanya sangat bertolak belakang, nyatanya Islam masuk ke India dengan jalur damai, 66 juta umat muslim di India menerima Agama Islam dengan cara damai.
-Begitupun dengan Kisah walisongo yang diselewengkan sejarahnya. Sebagai tokoh islam yang tidak mengenal syarat seperti masih melakukan bertapa di hutan/gua tanpa makan dan tanpa sahur dan berbuka selama berbulan bulan bahkan tanpa mempedulikan sholat dan ibadah lainnya. Seolah olah mereka masih mengamalkan budaya budha dan hindu. Dan tentunya fakta yang sebenarnya tidak demikian. Walisongo tentu saja selalu melakukan sholat dan membangun mesjid bahkan ikut serta dalam perlawanan melawan penjajah, seperti sunan Gunung Djati dan Syarif Hidayatullah yang memimpin perlawanan terhadap kerajaan Katholik Portugis.
  Sebagai sejarah modern, Walisongo, ulama dan santri ikut berperan dan memimpin  dalam perlawanan terhadap penjajah barat. Mereka dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme. Cinta dan membela tanah air, bangsa dan agama islam.

  Berikutnya tentang hubungan dagang Islam dengan negara negara lain. Arab sebagai negara Islam sudah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia jauh sebelum nabi lahir. Besar kemungkinan Arab masuk ke Asia Tenggara pada abad ke 1 Tarikh Hijriah (7 M). Bangsa Arab dahulu dikenal sebagai pengembara. Bahkan pemerintah China sampai menyediakan tempat kediaman mereka. Mungkin hal ini yang membuat Nabi mengeluarkan hadist "carilah ilmu walaupun ke negeri Cina". Karena memang Hubungan dagang Cina-Arab sudah terjalin jauh sebelum ia lahir. Tetapi lagi-lagi sejarawan Barat seperti sengaja tidak menyebutkan peran niaga Arab dalam perniagaan internasional, padahal Arab menjadi perantara antara Cina,India, Indonesia, negara Timur Trngah, dan Eropa.
   Adapun untuk wirausahawan Nusantara sendiri juga tidak terlepas dari pasar internasional, walaupun wirausahawan Nusantara tidak dituturkan sama sekali dalam perniagaan internasional sehingga dalam penulisan sejarah internasional pulau Indonesia sama sekali tidak disebutkan. Bangsa Barat hanya memahami nama wilayah India dan China. Padahal Indonesia menjadi penyumbang rempah-rempah terbesar saat itu, terutama negara-negara Eropa. Bahkan  dituliskan Indonesia disebut sebagai sejarah lokal bukan internasional walaupun kenyataanya Indonesia sudah mencakup pasar dunia.
  Dahulu kerajaan katholik Portugis mengira India lah yang menjadi pusat rempah-rempah terbesar. Dan setelah mereka mengetahui penghasil sebenarnya, Kerajaan Katholik Portugis mencoba mendekati kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mungkin itu juga yang melatar belakangi Portugis menjadikan Indonesia sebagai salah satu jajahannya.
  Tetapi tentu saja negara-negara barat tetap berupaya untuk mempertahankan jajahannya dengan mematahkan potensi pasar dengan menghilangkan minat niaga umat Islam sehingga umat Islam tidak dibiarkan maju, melainkan hanya menjadi pegawai mereka. Selain itu penjajah barat juga berusaha menguasai sisitem penulisan sejarah yang ditargetkan akan menumbuhkan perubahan sistem keimanan dan selanjutnya akan memihak pihak penjajah. Tetapi banyak ulama tidak menyadari sejarah dijadikan alat untuk mengubah wawasan generasi muda Islam Indonesia tentang masalalu perjuangan bangsa negaranya.

Bukti lain betapa luasnya pengaruh ekonomi perdagangan dan budaya Islam pada abad ke 7-11 m didunia Barat adalah ditemukannya mata uang Islam.
Begitu pula dengan di Nusantara, twlah banyak mata uang ditwmykan di Indonesia, tetapi sangat disayangkan walaupun sejak kemerdekaan RI hingga sekarang menteri keuangan dan Direktur Bank Indonesia seorang muslim tetapi tidak pernah dihadirkan gambar mata uang dengan gambar masjid atau prasasti islami lainnya. Bahkan pernah terdapat huruf Arab Melayu pada koin diponegoro tetapi akhirnya dihapuskan juga dan justru diganti dengan lebih banyak menggambarkan candi Borobudur atau candi Prambanan, walaupun mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim.
 Dalam segi SDM dan memajuan teknologi Indonesia memang masih tertinggal jauh dari negara-negara Barat, meskipun faktanya luas wilayah Indonesia masih unggul dari beberapa negara maju tersebut. Misalnya saja Prancis dengan luas 547.026 km persegi, hanya seluas pulau Kalimantan yang mempunyai luas 548.424,53 km persegi. Berikutnya Protestan Belanda (41.160 km persegi) luasnya lebih kecil dari Jawa Timur. Begity juga ddwnga Negara- negara lainnya seperti Monako, Fatikan, Luksenbruf yang lebih kecil dari Yogyakarta. Dari hal tersebut R.M.G. Sowgondo menyipulkan luas Indonesia yang kira-kira berukuran 2 juta km2 sama luasnya dengan jumlah luas Belanda, Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol. Itupun belum termasuk wilayah lautannya, dan jika ditotalkan demgan wilayah laut, indonesia memiliki luas sekitar 5.200.000 km. Dari luas Indoneaia yang demikian luas , Indonesia mengalami 3 kali terbit matahari dan mengakibatkan 3 perbedaan waktu yaitu WIB, WITA, dan WIT yang mempunyai berbaedaan wakti 1 jam disetiab bagiannya. Dan dari luasnya wilayah Indonesia tersebut mayoritas warganya adalah Muslim, bayangkan saja betapa hebatnya penyebar agama Islam pada zaman dulu, mereka mengembara keseluruh penjuru Nusantara guna menyebarkan ajaran agama Islam.

Berikutnya pembahasan tentang nabi dan Rasul pembawa ajaran Islam.  Perlu diketahui bahwa seluruh nabi dan Rasul, itu artinya diawali dari nabi Adam sampai Rasulullah saw, seluruhnya menyatakan dirinya Muslim dan hanya membawa ajaran Allah yaitu Islam. Umumnya agama Islam Indonesia memang meyakini bahwa ketidak benaran ajaran yang menyatakan Nabi Ibrahim dan Nabi Musa sebagai pembawa agama Yahudi dan Nasrani juga tidak membenarkan Nabi Isa sebagai pembawa agama Kristen. Tetapi masih banyak pemahaman yang salah tentang diturunkannya kitab Allah kepada para nabi dan Rasul. Bahkan sampai mengubah dan memalsuan kitab-kitab tersebut. Seperti penulisan kisah yang salah tentang sejarah para nabi, disana disebutkan para nabi sebagai pembawa dan penyebar agama Yahudi dan Nasrani. Alquran menegaskan bahwa agama tersebut bukan agama yang berasal dari Allah. Untuk menegaskan hal tersebut Allah sampai banyak menyebutkan nama-nama Nabi dalam Alquran seperti Nabi Nuh 43 kali, nabi Ibrahim 67 kali, Nabi Musa 136 kali, nabi Isa 25 kali. Justru nama Nabi Muhammad saw hanya disebutkannya sebanyak 5 kali saja dalam Alquran. Hal ini ternyata untuk memberi penegasan bahwa hal-hall yang disebutkan tentang Nabi-Nabi tersebut yang banyak disebutkan dalam kitab-kitab sebelum Alquran adalah tidak benar. Dengan kata lain Al-Quran menjadi penyempurna dari kitab kitab sebelumnya.


Dengan demukian, jika terdapat kitab suci dengan nama Tautat, Zabur, Injil yang masing masing diturunkan kapada Nabi Musa, Daud, dan Isa, tepai jika isinya bertentangan dengan Al-Quran maka kitab tersebut adalah palsu dan kitab yang masih benar dan asli sesungguhnya sudah terpelihara dan yerangkum dalam Al-Quran.

Resensi Buku “Api Sejarah – 1” Part (1), Oleh: Siti Rodiah

Resensi Buku "Api Sejarah" Jilid 1 (Karya Ahmad Mansyur Suryanegara)

Oleh : Siti Rodiah

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt, setelah cukup lama tertunda akhirnya saya bisa menyelesaikan menulis resensi ini walaupun masih banyak kekurangan. Disini saya akan menuliskan kembali apa yang saya dapat tangkap dan apa yang bisa saya fahami dari buku Api Sejarah karya Ahmad Mansyur Suryanegara yang lebih memfokuskan mengangkat koreksi terhadap sejarah Indonesia.
    Saya terarik sekali dengan salah satu  ungkapan dalam buku ini di halaman-halaman awal, "Bila sejarawan mulai membisu, hilanglah kebesaran masa depan generasi bangsa".  Namun saat ini generasi muda Islam terlihat sekali tidak mengetahui asal usul bangsanya bahkan seperti tidak tahu pahlawan bangsanya, seolah olah tidak mempunyai pahlawan. Semua ini tiada lain sebagai dampak penulisan sejarah yang bertolak belakang dari dasar deislamisasi dan cukup lama terbiarkan dalam penulisan sejarah. Dampak lain dari sistem penulisan sejarah ini adalah saat ini siswa SD, SMP sampai SMA banyak dicekoki buku pelajaran sejarah yang berisikan hampir 95% sejarah Hindu-Budha. Walaupun fakta nya agama Islam lah yang mayoritas dianut masyarakat Indonesia.

    Salah satu sejarawan yang mampu memberikan koreksi terhadap kesalahan penulisan sejarah Islam Indonesia adalah Raden K. H. Abdullah bin Nuh. Beliau adalah pembina majlis Al-Ghazali, Bogor. Selain sebagai ulama, juga sebagai pelaku sejarah yang memiliki kemampuan dan perhatian terhadap penafsiran dan penulisan ulang sejarah Islam seperti halnya H. Agus Salim, prof. Dr. Boy Hamka, Prof. Osman Raliby, dan Dr. Abubakar Atjeh.
    Dalam karya-karya nya ia lebih memfokuskan kepada peran-peran ulama dalam tantangan zaman. Mulai dari penguasaan laut hingga pembangkit generasi muda. Seperti banyak diketahui, dakwah wirausahawan berasal dari pasar, kemudian mesjid dan berkembang menjadi pesanteren hingga lahir kekuasaan yang lebih besar seperti kesultanan. Salah satunya kesultanan Banten yang pembangunannya dijadikam contoh oleh Syarif Hidayatullah sebagai salah satu Waliongo. Dan ternyata nama Jakarta yang kini menjadi Ibu Kota Negara Indonesia, juga merupakan karya beliau beserta Fatahillah sebagai rasa syukur atas kemenangan dalam menghadang penjajahan Soenda Kelapa oleh keradjaan Katholik Portugis yang datang sebagai pelaksanaan testamen Imperialisme Paus Alexander VI dalam perjanjian Tordesilas (1494 M). Karena kemenangan ini diambilah nama Jayakarta yang diambil dari Q.S. Al-Fath ayat pertama. Inna Fattahnu Laka Fathan Mubina. Fathan Mubina yang artinya kemenangan Paripurna (Jayakarta) yang lambat laun lebih dikenal dengan nama Jakarta. Sungguh realitas yang mengejutkan, kota yang menjadi induk pemerintahan negara ini pun ternyata tidak terlepas dari peran Walisongo. Walaupun akhirnya peran Walisongo ini mulai terlupakan dan tidak dikenang. Karena dalam penulisan sejarah pun peran ulama dan santri sebagai bela negara dan agama dipinggirkan bahkan cenderung ditiadakan dan justru digantikan oleh yang jelas-jelas menolak membangun Kesatuan dan Persatuan bangsa.

   Tidak bisa dipungkiri bahwa Peran ulama dan santri lah yang paling dominan dalam pembentukan dan kemajuan negara Indonesia. Diantara sekian banyak peran tersebut, dari buku ini saya mengambil beberapa poin penting, diantaranya:
·         Walisongo sebagai ulama berperan penting dalam proklamasi 17 Agustus 1945 yang bertepatan dengan 9 Ramadhan 1364 H.
·         Walisongo sebagai ulama berperan penting dalam membangkitkan kesadaran politik umat hingga berdiri 40 kekuasaan politik Islam di Indonesia.
·         Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan juga tidak terlepas dari peran ulama. Karena hanya Indonesia negara yang terjajah yang menggunakan bahasa sendiri dalam menggunakan bahasa persatuannya setelah merdeka.
·         Bendera merah putih sebagai bendera nasional yang awalnya para ulama yang membudayakan warna merah putih Rasulullah.
·         Ulama juga berperan dalam pembentukan TNI yang banyak ditentang oleh banyak pihak (5 Oktober 1945, 24 Syawal 1364.
·         Dibentuknya Partai Islam Indonesia Masjoeni (7 Nobember 1945, 1 Dzulhijjah 1364), Yang berani mengeluarkan pernyataan 60 Miljoen Moeslim Indonesia siap berjihad fisabilillah.
·         Berkat perjuangan perdana menteri Muhammad Natsir sebagai intelektual, ulama serta politikus dari partai Persis (Persatuan Islam), JIB (Jong Islamieten Bond), PII(Partai Islam Indonesia), berhasil mengubah Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
·         Ulama berperan menegakan kedaulatan   bangsa dan negara dalam menghadapi Imperialis serta mempertahankan NKRI.


   Dalam buku ini, saya banyak tercengan. Karena ternyata diantara proses berbentuknya negara Republik Indonesia, terdapat peran ulama didalamnya, yang banyak tidak diketahui masyarakat penikmat sejarah yang terlalu dijejali buku sejarah yang melupakan peran ulama dan santri, biarpun ada, banyak sekali  yang sangat bertantangan dengan realita. Diantaranya sejarah yang bertentangan dengan perjuangan Rasulullah beserta sahabat, ulama, khalifah dan lainnya. Seperti mengenai tahun masuknya Islam yang diangkat oleh Radeh K. H. Abdullah bin Nuh. Masuknya Islam ke Indonesia bayak diketahui pada tahun 13 M yang semestinya tahun 7 M, tidak hanya itu Islam juga sangat dipojokkan, karena orientalis menuliskan, Islam hadir di Indonesia banyak menimbulkan perpecahan dan sebaliknya, mereka lebih mengangkat dan mengagung agungkan sejarah Hindu-Budha yang mengalami masa keemasan. Kemungkinan besar hal itu terjadi karena pada saat imperialis ada di Indonesia, ulama muslim lah yang mempelopori perlawanan terhadap penjajah tersebut.

    Selama ini kita mungkin tahu bahwa tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari kebangkitan Nasional, yang diambil dari hari lahirnya Boedi Utomo (1908). hal yang baru saya tahu setelah membaca buku ini adalah ternyata Boedi Utomo yang menjadi dasar peringatan hari Kebangkitan Nasional tersebut sempat menolak pelaksanaan cita-cita persatuan bangsa dan maaih mempertahankan Djawanisme dan ajaran Kjawen sampai usianya 20 tahun saat itu. Sedabgkan Ajaran Kjawen dan Djawanisme sangat bertentangan dengan ajaran Islam, parahnya lagi mereka dalam medianya Djawi Huaworo, serta pada kepemimpinan Dr. Soetomo dalam partai Indonesia Raja dengan medianya Madjalah Bangoen, dalam kesua media tersebut mereka berani menghina Rasulullah. Namun, umat Islam Indonesia tetap menghormati keputusan kabinet Hatta tersebut dan bersedia 20 Mei dijadikan sebagai hari kebangkitan Nasional hingga sekarang.

     Peristiwa sejarah hakikatnya memang merupakan kesinambungan masalalu yang telah diletakan dasarnya oleh ulama dan santri.

   Wal tandhur nafsun maqadamat li ghad
  "Perhatikanlah sejarahmu untuk hari esokmu"

INFO Terbaru

INFO Terbaru
"The Best Writer Of The Month" Edisi September

INFO Khusus

INFO Khusus
Karena terbentur dengan kegiatan UAS dan libur sekolah, pendaftaran anggota baru dibuka pada tanggal 01 November - akhir Desember 2017